Jakarta-Rotterdam Kerja Sama Kendali Banjir

Banjir rob di jalan Gunung Sahari, Jakarta
Sumber :
  • ANTARA/Yudhi Mahatma

VIVAnews - Pemerintah DKI Jakarta akan meneken nota kesepahaman (MoU) dengan Pemerintah Kota Rotterdam hari ini, Senin 7 Februari 2011. Nota kesepahaman itu adalah lanjutan program 'Sister City' 2011-2012, atau kota kembar. Kerjasama akan berfokus pada pengendalian banjir melalui pengelolaan air, dan pembangunan tanggul raksasa.

Pemerintah Belanda akan memberikan bantuan teknis tentang strategi pengoperasian dan pemeliharaan saluran air. Selain soal program 'anti-banjir' itu, juga akan dibahas strategi pertahanan laut jangka panjang untuk Jakarta.

Walikota Rotterdam, Ahmed Aboutaleb tba di Jakarta Sabtu 5 Februari 2011, lalu melakukan lawatan ke kawasan Pantai Utara Jakarta pada Ahad kemarin. Ahmed meninjau sejumlah tanggul seperti di dekat Pantai Bende, Kuburan Belanda Ancol, Sunda Kelapa, dan kawasan kota lama (Kota Tua).

Pada Selasa 8 Februari 2011, Walikota Rotterdam dijadwalkan mengikuti seminar pertahanan kota terhadap banjir. Dalam seminar ini akan diperdalam rencana Pemprov DKI membangun tanggul laut raksasa.

Selama 2005-2007, Jakarta dan Belanda telah bekerjasama dalam program manajemen informasi, manajemen museum, dan konservasi. Pembangunan tanggul raksasa adalah satu proyek guna mengatasi banjir di Jakarta.

Berdasarkan kajian Jakarta Coastal Defence Strategy (JCDS) tentang studi persiapan membuat dam raksasa, disebutkan banjir di Jakarta terjadi sejak zaman kolonial Belanda. Banjir pertama terjadi 1621, diikuti tahun berikutnya 1654, dan 1876.

Akibat banjir ini pemerintah Belanda pada 1918 membangun bendungan, yakni Bendungan Hilir, Bendungan Jago, dan Bendungan Udik. Tapi tiga bendungan itu tak bisa mengatasi banjir, maka Belanda membangun Kanal Banjir Barat, mulai dari Pintu Air Manggarai, sampai Muara Angke pada 1922.

Meski sudah dibangun BKB, Jakarta tetap saja banjir pada Januari 1932. Ratusan rumah di kawasan Jalan Sabang, dan Thamrin digenangi air.

Gibran Akan Temui Wapres Ma'ruf Amin Sore Ini

Pada masa  kemerdekaan, banjir besar pernah melanda Jakarta pada Februari 1976. Jakarta Pusat menjadi lokasi terparah, lebih 200.000 jiwa diungsikan. Setahun kemudian 19 Januari 1977, Jakarta kembali diterjang banjir. Setidaknya 100.000 jiwa harus mengungsi.

Pada 1980-an  persoalan banjir terus berlanjut. Pada Januari 1984, sebanyak 291 Rukun Tetangga (RT) di aliran Sungai Grogol terendam. Dampaknya terasa di Jakarta Timur, Barat dan Pusat. Total korban banjir tercatat 8.596 kepala keluarga.

Itu sebabnya, Pemerintah DKI Jakarta butuh sistem mutakhir dalam mengatasi banjir. Sistem yang ada diprediksikan tak bisa lagi diandalkan dalam satu dekade ke depan.(np)

Presiden Korea Utara Kim Jong Un dan Presiden Iran Ebrahim Raisi

Delegasi Korea Utara Kunjungi Iran, Isu Kerjasama Semakin Kuat

Delegasi negara Republik Korea Utara yang dipimpin oleh menteri kabinet perdagangan internasional, melakukan kunjungan negara ke Iran, kata media resmi pemerintah Korut.

img_title
VIVA.co.id
24 April 2024