- VIVAnews/Tri Saputro
VIVAnews - Jakarta dikenal sebagai kota dengan jumlah pusat belanja atau mal terbanyak di dunia. Inilah biang pemicu macet Jakarta. Polda Metro Jaya meminta Pemerintah Provinsi DKI Jakarta tidak lagi mengizinkan pembangunan mal.
"Harusnya pembangunan mal di Jakarta ada jeda dulu. Karena sudah terlalu banyak sehingga menjadi simpul kemacetan," ujar Direktur Lalu Lintas Polda Metro Jaya, Komisaris Besar Royke Lumowa, di Polda Metro Jaya, Kamis 24 Februari 2011.
Menurutnya, tidak ada mal yang tidak mengakibatkan kemacetan. Sebab setiap mal selalu menjadi lokasi konsentrasi massa yang berdampak kepada kemacetan lalu lintas.
Dia juga meminta, Pemprov DKI Jakarta menegakkan analisis mengenai dampak lingkungan (Amdal) tentang lalu lintas bagi pembangunan mal. "Semua mal jadi biang macet karena lokasinya dekat jalan utama. Apalagi jika di persimpangan jalan," katanya.
Sebelumnya, Planolog Universitas Trisakti, Yayat Supriatna menyatakan, mal yang ada di Jakarta sudah melebihi batas ideal. Hal ini membuat Jakarta menjadi kota dengan mal terbanyak di dunia.
Jumlahnya mencapai 170 lebih. Ini telah melebihi batas ideal dari jumlah penduduknya.
"Harusnya ada skala untuk mengatur agar jumlah mal tidak tumbuh dengan sangat pesat. Meski atas nama globalisasi dan perdagangan internasional," ujar Yayat kepada VIVAnews.com.
Data Polda Metro Jaya, tercatat sejumlah mal yang mengakibatkan kemacetan paling parah antara lain Plaza Semanggi, Cibubur Junction, Cilandak Town Square (Citos), Mal Taman Anggrek, Tamini Square, Mal Ciputra, Atrium Plaza, ITC Mangga Dua, Blok M Plaza, Pasaraya Manggarai, Ramayana Kramatjati, Grand Indonesia, Plaza Indonesia dan Mal Ambasador.
Polisi telah meminta agar pintu masuk di mal itu ditutup untuk mereduksi kemacetan. Namun, baru Plaza Semanggi yang pintu masuknya ditutup. (umi)