- tvOne
VIVAnews - Modus baru bom yang dikirim via paket betul-betul membuat takut masyarakat. Setelah di Pondok Indah, warga Condet juga geger dengan paket mencurigakan yang diletakkan di perempatan Jalan Condet Batu Ampar II, persisnya di lokasi Gardu, Condet Balaikambang, RT 08 RW 03. Gegana yang meluncur ke lokasi langsung meledakkan paket itu. Usai diledakkan baru diketahui ternyata isinya sepatu merek Tremor.
"Ya kita langsung bertindak karena tidak ingin kejadian tempo hari terulang lagi," kata Humas Polres Jakarta Timur Kompol Didik Haryadi saat dihubungi VIVAnews, Jumat 18 Maret 2011.
Didik lalu menuturkan kronologi paket mencurigakan itu. Paket itu, kata dia ditujukan kepada Ibu Peranginangin yang rumahnya hanya berjarak 30 meter dari perempatan jalan yang biasa disebut perempatan Gardu. Paket dikirimkan sejak kemarin dan dititipkan di tempat pengiriman kilat, di samping minimarket Alfa yang ada di jalan itu.
"Karena Ibu Peranginangin curiga dan takut setelah menonton tayangan TV yang menampilkan paket bom meledak, dia meletakkan paket itu di perempatan jalan," katanya.
Pukul 08.00 WIB warga panik melihat ada paket tergeletak pangkalan ojek. "Semua gempar mengira itu paket bom, dan langsung melapor ke polisi," kata Didik.
Petugas polisi dan Gegana kemudian langsung meluncur ke lokasi, mensterilkan perempatan jalan dan mengamankan paket. Gegana kemudian meledakkan paket tersebut.
"Setelah itu kami periksa, isinya ternyata sepatu merek Tremor, mahal itu harganya. Tapi satu sepatu terlanjur hancur," kata dia. Sepatu itu ditujukan untuk Agus, anak Ibu Peranginangin yang tinggal di daerah Kerinci, Sumatera Barat. "Si Ibu sebetulnya tahu dia akan mendapat paket, tapi karena beberapa kali nonton tayangan di TV, dia jadi ketakutan," katanya.
Pagi ini selain di Condet, warga Pondok Indah juga heboh dengan paket mencurigakan yang setelah dicek ternyata berisi buku betulan dan paket CD.
Bertemu Majelis Masyayikh, Menag Bahas Rekognisi Santri dan Ma’had Aly
Majelis Masyayikh adalah lembaga mandiri dan independen sebagai perwakilan Dewan Masyayikh dalam merumuskan dan menetapkan system penjaminan mutu pendidikan pesantren.
