- VIVANews/ Anhari Lubis
VIVAnews - PT Kereta Api Indonesia akan memberlakukan aturan baru. Seluruh rangkaian kereta api Jabodetabek berhenti di semua stasiun mulai 1 April 2011. Mekanisme ini juga diberlakukan pada kereta ekspres yang selama ini memiliki waktu perjalanan lebih singkat karena hanya berhenti di beberapa stasiun saja.
Kebijakan baru ini menuai pro dan kontra dari pengguna kereta api. Meski tidak sedikit yang setuju, lebih banyak lagi warga yang menolak karena mereka selama ini sangat mengandalkan kereta ekspres untuk menyingkat waktu tempuh.
Seorang karyawati perusahaan asing bernama Vrita, yang berkantor di bilangan Sudirman, mengaku kecewa dengan aturan baru itu. Dia harus berangkat lebih awal karena waktu perjalanan akan lebih lama. "Iya, perjalanan jadi lebih lama. Saya harus berangkat lebih pagi," kata Vrita, Rabu 30 Maret 2011.
Vrita mengaku masih bingung apa perbedaan antara kereta ekspres yang nantinya berganti nama menjadi commuter line dan kereta ekonomi AC. Padahal, harga karcis commuter line jauh lebih mahal, yaitu Rp7.000, sedangkan ekonomi AC Rp5.500.
"Kelebihan fasilitasnya juga tidak jelas, sama-sama berhenti di setiap stasiun, kalau begitu jatuhnya mahal, dong," tambahnya.
Dedeh, seorang staf personalia yang setiap hari menggunakan kereta rangkaian Depok Ekspres tujuan Tanah Abang, bahkan menilai aturan itu dibuat tanpa dasar yang jelas. "Kalau tujuannya mengurangi penumpukan penumpang sepertinya tidak juga," Dede mengritik. "Sistemnya memang harus dibenahi, tapi bukan berarti menghilangkan yang sudah ada," terangnya.
Zahra, seorang wiraswasta yang tinggal di Pondok Cina Depok, juga berkeberatan. Wanita yang setiap dua hari sekali harus belanja ke Pasar Kota bersama anaknya ini menyatakan bakal kerepotan. "Kalau berhenti di setiap stasiun berarti penumpangnya tidak terbatas. Selain itu, saya juga jadi tidak aman membawa barang dagangan," jelasnya.
Hal berbeda diungkapkan Martono, warga Bojong Gede. Dia merasa gembira karena nantinya kereta ekonomi yang ditumpanginya tidak akan bisa disusul lagi oleh kereta ekspres.
"Saya jadi lebih cepat sampai," ujar Tono. Dia menilai, adanya kereta ekspres yang selalu mendapat prioritas jalan menyebabkan terjadinya kesenjangan sosial di antara para penumpang kereta rangkaian. "Mentang-mentang kami orang kecil, bayar karcis murah, jadi tidak diutamakan," jelasnya.
Menurut Kepala Humas DAOP 1 PT KAI, Mateta Rizalulhaq, kebijakan tersebut diambil agar seluruh penumpang dapat terangkut. Selama ini kereta ekspres memang selalu mendapat prioritas jalan, walaupun minim penumpang.
Dengan penerapan kebijakan ini, waktu perjalanan kereta ekspres otomatis akan jadi lebih lama. Kereta Pakuan Bogor akan menambah waktu perjalanan sekitar 26 menit. Jika sebelumnya 55 menit, maka akan menjadi 81 menit. Bekasi Ekspres dari sebelumnya 35 menit, menjadi 45 menit. Sedangkan Benteng Ekspres yang sebelumnya menempuh 45 menit menjadi 55 menit.
Corporate Secretary PT KAI Commuter Jabodetabek, Makmur Syaheran mengatakan, mekanisme seperti ini diambil untuk memenuhi target mengangkut 1,2 juta penumpang pada 2014.
Penambahan KRL sebanyak tiga kali lipat dari jumlah yang ada sekarang juga akan segera diwujudkan. Kereta akan ditambahkan di waktu kosong, karena tidak ada lagi kereta yang mendapat prioritas jalan.