- ANTARA/ Andika Wahyu
VIVAnews -- Keluarga Irzen Octa mendatangi Polres Jakarta Selatan, minta polisi mengkaji ulang otopsi penyebab kematian Sekretaris Jenderal Partai Pemersatu Bangsa itu. Keluarga tetap yakin, Irzen Octa yang tewas pada 29 Maret 2011 di Kantor Citibank dianiaya penagih utang (debt collector)
Apalagi, keluarga mengaku sempat diteror oleh orang yang tak dikenal, sebelum maut menjemput Irzen. "Ya saya sempat beberapa kali dimaki-maki oleh orang yang tidak saya kenal lewat telepon" kata kakak ipar Irzen, Surya Darma saat ditemui di Polres Jakarta Selatan, 12 April 2011.
Surya mengatakan, nomor tak dikenal itu memaki-maki dengan mengeluarkan kata-kata kasar dan makian. Surya mengaku hanya dirinya yang mendapatkan teror itu. Sementara, istri Irzen, Esi Ronaldi tak sempat mendapatkan teror itu. "Sementara adik saya tidak."
OC Kaligis, kuasa hukum keluarga Irzen, meminta polisi agar melakukan otopsi ulang atas jenasah Irzen. Kaligis mempertanyakan dua hasil otopsi yang berbeda dari dokter yang sama di RSCM.
Hasil otopsi pertama menunjukkan bahwa ada luka di tubuh Irzen. Luka hidung yang diduga sebagai akibat benda tumpul. Juga ada tanda-tanda mati lemas. Dalam hasil otopsi itu disebutkan bahwa kepastian penyebab utama kematiannya baru bisa diketahui kalau ada bedah jenasah.
Sedangkan otopsi kedua melansir bahwa sebab musabab kematian Irzen adalah pecahnya pembuluh darah di bilik otak dan di bawah selaput keras otak hingga menekan batang otak. Akurat tidaknya otopsi ini bisa diketahui lewat pemeriksaan laboratorium.
Perbedaan hasil kedua otopsi itulah yang dipersoalkan Kaligis. Itu sebabnya di meminta polisi melakukan otopsi ulang. Sebab musabab kematian Irzen itu sangat penting, sebab itu akan menentukan pasal mana yang patut ditimpakan kepada sejumlah tersangka yang kini ditahan polisi.