- Antara/ Fahrul Jayadiputra
VIVAnews - Kapolda Metro Jaya Inspektur Jenderal Sutarman menegaskan bahwa hasil visum merupakan salah satu kunci dalam penyidikan kasus, termasuk dalam kasus kematian debitor Citibank, Irzen Octa.
Karena bisa menjadi kunci dan harus dijaga kerahasiannya, "Kami berhak untuk tidak menyebarkan ke pihak manapun termasuk ke pihak keluarga," kata Sutarman di Polda Metro Jaya, Kamis 14 April 2011. "Kami akan masukkan dalam berkas nantinya."
Kapolda mengaku tidak tahu jika ada hasil visum atas Irzen yang beredar di publik sebab penyidik tidak pernah memublikasikan hasil visum tersebut.
Menanggapi adanya dua hasil visum yang berbeda, Kapolda tak mau menanggapi. Menurutnya, penyidik pasti mendapatkan visum dari dokter resmi. "Penyidik pasti tahu harus melangkah kemana. Kami minta semua percayakan penyelesaian kasus ini ke penyidik."
Sementara itu, Kasie Humas Polres Jakarta Selatan AKP Aswin mengatakan belum ada penambahan tersangka dalam kasus tewasnya Irzen. Namun, kemarin penyidik juga telah memanggil satu orang manajemen Citibank sebagai saksi. Aswin tidak mengungkapkan siapa orang dari manajemen Citibank yang diperiksa itu.
Seperti diketahui kasus ini berawal saat Irzen mendatangi kantor Citibank di Menara Jamsostek, Jakarta, Selasa 29 Maret 2011. Korban ingin menanyakan jumlah tagihan kartu kredit yang dia akui hanya Rp68 juta, bukan Rp100 juta seperti tagihan Citibank.
Irzen yang datang bersama seorang kawan kemudian dibawa ke salah satu ruangan, Cleo, di lantai lima. Di sana, Irzen diinterogasi debt collector berinisial A, D dan H. Irzen Octa diduga meninggal dunia di ruangan itu. Lima tersangka telah ditahan dalam kasus ini masing-masing berinisial H, D, A, HS dan BYT.
Lawan Timnas Indonesia U-23, Pelatih Korea Khawatir karena Hal Ini
Timnas Indonesia U-23 akan menghadapi Korea Selatan U-23 pada laga perempat final Piala Asia U-23 2024. Duel berlangsung di Abdullah bin Khalifa Stadium, Jumat dini hari
