Jenazah Irzen Octa Diotopsi Ulang

Keluarga almarhum Irzen Octa
Sumber :
  • ANTARA/ Andika Wahyu

VIVAnews -  Pembongkaran makam Irzen Octa, Sekretaris Jenderal Partai Pemersatu Bangsa (PPB), yang diduga kuat menjadi korban kekerasan debt colector Citibank berlangsung mulai pukul 07.00 WIB tadi di TPU Srengseh Sawah, Jakarta Selatan. Setelah itu, jenazah akan langsung diotopsi ulang di tempat dengan disaksikan oleh keluarga dan kuasa hukum.

Pengacara keluarga Irzen, OC Kaligis, yang hadir dalam proses pembongkaran makam, menyatakan kali ini pihaknya tak lagi menggunakan dokter ahli forensik RSCM Ade Firmansyah. Melainkan, dokter ahli forensik RSCM Munim Idris yang akan memimpin otopsi.

Di tempat yang sama, Munim Idris mengungkapkan otopsi ulang ini atas permintaan keluarga. Tujuannya untuk memastikan apakah masih ada tanda-tanda kekerasan lain yang tidak ada dalam visum ahli forensik kepolisian sebelumnya.

"Ada rasa ketidakpuasan pihak keluarga. Ini hanya konfirmasi apa betul ada tanda kekerasan yang lain. Ini hal yang biasa. Sasarannya mencari tanda-tanda kekerasan lain," katanya.

Menurut dokter forensik yang pernah menjadi saksi ahli dalam kasus Antasari Azhar ini, hasil otopsi akan keluar dua minggu setelah ini.

"Kami mengecek dan ambil sample untuk kemudian diperiksa menggunakan microscopic. Bisa jadi juga sudah keliatan tandanya di sini. Kita periksa bagian badan sebelah kiri, karena biasanya bagian kanan sudah rusak," katanya.

Sementara itu, menurut pemantauan VIVAnews.com penggalian makam saat ini masih berlangsung dan dokter Munim Idris tengah bersiap-siap untuk melakukan otopsi.

Tidak tampak istri almarhum Irzen di sana. Menurut Kaligis, istri Irzen tidak datang dan hanya memberikan surat kuasa. “Yang mewakili keluarga ada kakak kandung Irzen, Surya Dharma," kata Kaligis. (sj)

Di Festival Kuliner Ini, Bisa Icip 20 Jenis Soto Berbeda
Suasana di Sekolah Tinggi Ilmu Pelayaran (STIP). (foto ilustrasi)

Percakapan Terakhir Mahasiswa STIP dan Senior Sebelum Dianiaya

Polisi mengungkap motif penganiayaan terhadap Putu Satria Ananta Rustika (19), mahasiswa di Sekolah Ilmu Tinggi Pelayaran (STIP) Jakarta, hingga tewas dianiaya seniornya.

img_title
VIVA.co.id
6 Mei 2024