Proyek Tol JORR Terkendala Pembebasan Lahan

pembangunan jalan tol Semarang-Solo, di Banyumanik, Semarang
Sumber :
  • Antara/ R Rekotomo

VIVAnews - Pembangunan jalan tol Jakarta Outer Ring Road (JORR) akses Tanjung Priok masih menemui kendala pembebasan lahan yang masih sengketa antara PT Pelindo dan ahli waris makam Habib Hasan al Hadad (Mbah Priok).

"Kawasan itu akan jadi jalur masuk dan keluar tol lingkar luar Tanjung Priok. Menjadi jalur truk dari dan menuju pelabuhan," kata Cipto Pramono, General Manager PT Pelindo II Cabang Tanjung Priok, Kamis, 28 April 2011.

Pelindo II melalui manajemen Jakarta Internasional Container Terminal (JICT) sedang melakukan pembicaraan dengan ahli waris terkait lahan itu. Diharapkan dalam waktu dekat sudah ada titik temu.

Pencarian solusi dilakukan karena pembangunan jalan untuk kepentingan masyarakat. Karenanya, ahli waris dan para jemaah pengajian dapat memberikan masukan terhadap persoalan ini.

"Sejarah Mbah Priok tidak akan hilang. Bisa saja dipindahkan dan dibuatkan petilasan baru seperti makam sebelumnya di Pulau Pondok Dayung, yang juga ada di dalam areal pelabuhan," tuturnya.

Posisi makam berada di depan pintu masuk, menuju dermaga terminal peti kemas. Solusi pemindahan dilakukan agar aktivitas di pelabuhan tidak terganggu. "Aktivitas pedagang kaki lima yang kerap menyemut menganggu kegiatan bongkar muat," ujarnya.

Jaksa Sebut SYL Bayar Tagihan Kartu Kredit Ratusan Juta Pakai Uang Hasil Korupsi di Kementan

Kepala Satuan Kerja Tol Akses Tanjung Priok Bambang Nurhadi, juga sedang melakukan negosiasi terpadu. Bila masalah lahan sengketa ini dapat diselesaikan, rencana pengembangan jalan tol menuju pelabuhan dapat segera terlaksana.

Hanya Legenda

Sementara itu, JJ Rizal, sejarawan dari Universitas Indonesia mengatakan, kisah tentang Habib Hasan Al Haddad atau yang kini dikenal sebagai Mbah Priok tidaklah faktual. Sebab terlalu banyak cerita yang sukar ditemui bukti sejarahnya.

Menurutnya, sebagian besar cerita yang beredar di jamaah peziarah pada makam itu hanya mitos saja. Legenda mengenai tentang sepak terjang serta petualangan ajaib dan fantastik Mbah Priok, baik ketika masih hidup maupun setelah meninggal, tidak ditemukan. "Bahkan tidak jarang, antara satu cerita dengan cerita lainnya saling bertentangan," kata Rizal, dalam seminar tentang tradisi ziarah, Kamis 28 April 2011.

Rizal mengungkapkan, cerita yang beredar saat ini menyebutkan Habib Hasan Al Haddad lahir pada 1727, dan meninggal pada 1756. Namun kenyataannya, menurut Rizal, sang habib itu lahir pada 1874 dan meninggal 1927.

Anakronisme atau kekacauan dalam pengurutan tahun kelahiran dan kematian itu, menjadi unsur yang sangat meyakinkan, Habib Hasan Al Haddad dipaksakan menjadi “tokoh” penting yang ditransformasi sebagai kebenaran sejarah. "Padahal itu hanya pepesan kosong belaka, suatu kepalsuan data yang direkayasa," katanya.

Sebab itu, makam keramat Habib Hasan Al Haddad memiliki cerita sejarah yang dimanipulasi. "Dalam arti sejarah di sini, merupakan kerja kolaborasi si juru kunci dengan pengonsumsi alias para peziarah," katanya. Laporan: Arnes Ritonga| Jakarta (adi)

Dokter Boyke Sebut Perilaku Menyimpang Homoseksual Bisa Terjadi di Dalam Sel Tahanan
Syahrul Yasin Limpo (SYL), Jalani Sidang Perdana

Biaya Ultah Cucu SYL Minta Di-reimburse Kementan, Pegawai Menolak Terancam Dimutasi

Mantan Kasubag Rumah Tangga Biro Umum dan Pengadaan Kementan, Isnar Widodo turut mengungkapkan ada permintaan reimburse untuk biaya ultah cucu SYL ke Kementan

img_title
VIVA.co.id
24 April 2024