Salah Jalan, Pemuda Dipukuli Paspampres

Gerbang Istana Kepresidenan.
Sumber :
  • Antara/ Widodo S Jusuf

VIVAnews - Anggota Pasukan Pengamanan Presiden (Paspamres) diduga melakukan kekerasan terhadap seorang warga hanya karena salah melintas di depan Istana Negara dengan menggunakan sepeda. Kekerasan ini menimpa Rinaldi Maulana, 19 tahun, dan terjadi di dalam pos pengamanan yang ada di lingkungan istana.

Kesalahan yang dilakukan Aldi sebetulnya tidak fatal, sebab tidak mengganggu kegiatan maupun perjalanan Presiden. Meski areal itu memang harus steril dari pengendara maupun pejalan kaki.

Pada Sabtu pagi, 7 Mei 2011, Aldi sengaja naik sepeda untuk menghampiri orangtuanya yang bekerja di Hotel Borobudur. Saat akan melintas melalui jalan Sudirman dari kawasan Harmoni, ternyata kawasan itu ditutup sementera. Spontan Aldi putar arah dan tak sadar laju kereta anginnya masuk kawasan terlarang di depan Istana. 

"Tadinya mau ke Jalan Sudirman tapi ternyata ditutup. Saya sempat mikir enak lewat Gambir, jadi langsung spontan putar balik. Tidak sadar sudah masuk area yang terlarang," kata Aldi kepada VIVAnews.com, Senin 9 Mei 2011.

Hanya beberapa meter melintas, Aldi dipanggil anggota Paspamres yang sedang jaga. Aldi lalu menghampiri petugas itu. Ia langsung dibawa ke pos jaga. Di dalam pos sudah ada 10 anggota Paspamres.

"Saya langsung mengaku salah dan sudah meminta maaf karena salah jalan," ujarnya.

Tak menjawab dan bertanya apapun, seorang anggota Paspamres langsung memukulnya di bagian pipi, muka dan perut, sebanyak dua kali.

"Saya disuruh buka kacamata, dan langsung ditonjok perut saya dan ditampar sampai memar di bagian muka, saya pun hampir jatuh," ujarnya.

Setelah kejadian itu, Aldi langsung melaporkan kisahnya ke markas Pomdam Jaya di Jalan Guntur, Manggarai, Jakarta Selatan. Selain itu Aldi juga sudah melakukan visum di RSCM untuk melengkapi laporannya.

"Sudah di BAP, kurang lebih hampir 4 jam lamanya, saya menceritakan semua kejadian ini," jelasnya.

Sementara itu, beberapa bukti yang dimilikinya juga ikut menjadi bahan laporan, antaranya satu foto yang menggambarkan kekerasan itu. Gambar itu terekam saat anggota Paspamres memeriksa semua bawaan miliknya, ada salah satu petugas yang memainkan telepon genggam milik Aldi dan merekam kejadian itu.

"Ada satu foto yang belum terhapus, foto itu bisa menunjukan bagaimana ekspresi saya yang ketakutan," kata dia.

Sementara itu, Komandan Pasukan Pengamanan Presiden (Paspampres) Brigadir Jenderal TNI Agus Sutomo membantah ada kekerasan terhadap warga sipil yang melintas di depan istana oleh anak buahnya.

"Berita tersebut  ternyata tidak benar,  karena itu perlu diluruskan," ungkap Agus Sutomo dalam keterangan tertulis di Jakarta, Senin, 9 Mei 2011.

Menurutnya, Kejadian sebenarnya diawali ketika pada Sabtu, 7 Mei 2011, sekitar pukul 08.30 WIB, anggota Paspampres berjumlah dua orang yang sedang bertugas jaga di Pos I Istana Merdeka melihat Rinaldi membawa tas gendong yang sedang bersepeda melewati batas daerah terlarang mengarah ke depan Istana Merdeka.          

Melihat itu, dua anggota mengambil langkah antisipatif  dengan cara memanggil pemuda itu. Tapi dia tidak menghiraukan dan bahkan terus maju menuju ke depan pintu istana.

"Anggota Paspampres mengejar dan akhirnya menangkap di depan pintu utama Istana Merdeka," kata dia.

Pemuda tersebut kemudian dibawa ke pos jaga untuk dimintai keterangan. Saat dilakukan pemeriksaan, pemuda tersebut tidak menunjukkan sikap yang kooperatif, dan bahkan tidak sopan serta terkesan melawan.

Hal ini ditunjukkan dengan sikapnya yang seenaknya mengangkat kaki di atas kursi saat diberi penjelasan.          

"Karena sikap itulah anggota Paspampres kemudian memberikan tindakan dengan menepuk pipinya sekali dan mendorong kepalanya serta menyuruhnya push up selama 30 detik sambil diberi pengertian bahwa istana adalah simbol negara yang harus dihormati," terangnya.

Sebenarnya, setelah diberi tindakan dan diingatkan akan pentingnya penghormatan terhadap simbol negara, Rinaldi diminta berdiri dan telah dianggap selesai. Namun, ternyata dia tersebut melaporkannya ke Pomdam Jaya.

Meski begitu Komandan Paspampres tetap memeriksa anggota jaga itu dan jika ditemukan kesalahan pada anak buahnya dia tidak segan melakukan tindakan sesuai aturan yang berlaku.

"Saya tidak pernah memerintahkan anggota untuk melakukan tindakan kekerasan dalam menangani setiap permasalahan," tegasnya. (umi)

Heboh Aksi Pedagang Buang Puluhan Ton Buah Pepaya, Ternyata Ini Penyebabnya
Pintu rumah dengan warna merah terang

Bosan Pintu Cokelat? Coba 4 Warna Cerah Ini Biar Rumah Makin Aesthetic

Warna pintu rumah adalah hal yang akan dilihat pertama kali oleh orang yang berkunjung. Oleh karenanya, pintu rumah harus memberikan kesan yang baik dan eye-catching.

img_title
VIVA.co.id
25 April 2024