Kronologi Tewasnya Tokoh Ormas Jakarta Utara

ilustrasi pembunuhan
Sumber :

VIVAnews - Pembunuhan terhadap Sugeng, salah seorang tokoh organisasi massa kesukuan di Jakarta Utara, berawal dari masalah sepele. Pelaku bernama Budi, membunuh Sugeng karena dendam.

Maman (58 tahun), Ketua RW 5, Kelurahan Ancol, Kecamatan Pademangan, Jakarta Utara, menjelaskan Sugeng mendatangi rumah Budi yang letaknya berdekatan. Saat itu korban memukul Sumi, istri Budi, dengan kursi kayu.
"Saya melihat langsung kejadian itu dan segera melerai. Lalu membawa Sugeng pulang ke rumahnya," kata Maman.

Rupanya, insiden itu dilaporkan Sumi ke Budi suaminya. Selanjutnya sekitar pukul 17.30 WIB sore tadi, Budi mendatangi Sugeng ke rumahnya.

Budi berteriak memanggil Sugeng. Sugeng pun keluar dari rumahnya. Perkelahian antara dua pengojek motor inipun sempat berlangsung sengit.  Akhirnya Budi berhasil mendaratkan parangnya di kepala, paha, dan perut Sugeng.

Setelah itu, Budi kabur dan Sugeng terkapar bersimbah darah. Anak Sugeng, Dian yang melihat kejadian itu sempat mengejar, namun diancam dengan golok oleh Budi.

Dian pun membiarkan Budi kabur karena khawatir dirinya dibacok lagi oleh Budi. Sementara warga setempat membawa Sugeng ke RS Husada. Karena pendarahan yang hebat, Sugeng pun tewas di RS Husada.

Adapun, dendam keluarga Budi kepada Sugeng sudah terjadi sejak sekitar tiga bulan yang lalu. Budi memiliki adik bernama Teguh. Teguh terlibat masalah dengan Sugeng karena menggadaikan ponsel Esia seharga Rp 50.000 kepada Sugeng.

Namun, saat digunakan beberapa hari ponsel itu rusak. Sugeng meminta kembali uang itu. Namun Teguh tidak bersedia mengembalikan uang gadai itu. Pasalnya Teguh menganggap dirinya tidak menggadaikan melainkan menjual ponsel itu.

Akhirnya terjadilah percekcokan hingga Sugeng memukul Teguh dengan gelas. Kejadian ini dilaporkan ke Polsek Pademangan, tetapi berakhir damai.

Beberapa pekan kemudian Sugeng dan kakaknya, Slamet dipukul oleh Teguh. Sepertinya dari permasalahan itulah, Budi menyimpan dendam terhadap Sugeng, hingga terjadi peristiwa tersebut.

Cerita Chicco Jerikho yang Berjuang Hidup dan Mati Sampai Titip Pesan Untuk Anak dan Istrinya

Laporan: Arnes Ritonga | Jakarta Utara

Pendeta Gilbert Lumoindong

Dikecam Gegara Olok-olok Salat dan Zakat, Ini Penjelasan Pendeta Gilbert

Pernyataan Pendeta Gilbert Lumoindong yang menyinggung soal ibadah salat dan zakat dalam agama Islam viral di media sosial dalam bentuk rekaman video.

img_title
VIVA.co.id
17 April 2024