VIVAnews - Kepala Dinas Pendidikan DKI Jakarta Taufik Yudi Mulyanto mengaku belum menerima surat pemanggilan dari Komisi Nasional (Komnas) Perlindungan Anak (PA) terkait adanya indikasi kecurangan saat ujian nasional (UN) di SD 06 Petang Pesanggrahan, Jakarta. Namun, kata dia, apabila surat pemanggilan itu memang benar ditujukan kepadanya, Taufik bersedia hadir dan memberikan keterangan.
"Saya belum dapat surat dari Komnas Anak. Kami akan datang kalau diundang, tapi dengan syarat kalau kami undang, Komnas Anak juga hadir," ujar Taufik di Balai Kota DKI Jakarta.
Menurut Taufik pihaknya juga menjadwalkan pemanggilan anak dan orang tua murid dalam waktu dekat guna menjelaskan masalah yang terjadi pada 10 Mei 2011 lalu. Kepala sekolah, guru dan pengawas ujian sudah lebih dulu dimintai keterangan.
"Prosesnya berjenjang dan ada mekanismenya, untuk hasilnya kami tidak bisa beritahu sekarang karena kami ingin selidiki secara keseluruhan sampai tuntas, baru nanti diumumkan hasilnya," ungkap dia.
Seperti diketahui, kecurangan dalam Ujian Nasional di SD 06 Petang Pesanggrahan itu mencuat setelah salah satu orangtua siswa, Irma Winda Lubis mengadukan ke Komnas perlindungan anak bahwa anaknya dipaksa saling mencontek dengan siswa lain saat ujian nasional. Bahkan, menurut Irma, guru pun membuat perjanjian bahwa kejadian saling mencontek itu tidak boleh dibocorkan kepada siapapun, termasuk orangtua.
Irma mengakui jika dirinya memang langsung mengadukan kasus ini ke Komnas. Pasalnya, di hari ujian ketiga, Irma sempat datang ke sekolah anaknya untuk mempersoalkan kasus itu. "Tapi saya sempat diusir oleh pihak sekolah dan ada juga orang dari dinas pendidikan. Jadi, menurut saya, orang dinas pun tidak bisa membantu menyelesaikan masalah ini," katanya. (eh)
Hari Buku Sedunia, Starbucks Indonesia Serahkan 8.769 Buku untuk Anak-anak
Ribuan buku tersebut merupakan donasi dari para pelanggan Starbucks Indonesia.
