Penurunan Tanah Jakarta

"Gunakan Air Tanah Berlebihan, Silakan Pergi"

VIVAnews - Penurunan tanah di Jakarta disebabkan penyedotan air dalam tanah secara tak bertanggungjawab. Gubernur Jakarta, Fauzi Bowo mengatakan penyedotan air dalam tanah yang berlebihan, membahayakan. Pemerintah DKI Jakarta, kata dia, melarang keras hal tersebut.

"Industri yang menggunakan air tanah berlebihan, silahkan pergi ke tempat lain. Jangan di Jakarta," kata Fauzi Bowo usai meresmikan pembukaan Mall Emporium di Pluit, Jakarta Utara, Sabtu 17 Januari 2009.

Fauzi menceritakan, salah satu perusahaan yang menyedot air tanah berlebihan adalah Pabrik Bir Bintang di Daan Mogot, Jakarta Barat. "Pabrik itu mengambil air dalam tanah. Dia sedot sehingga terjadi penurunan permukaan tanah mencapai 1 meter," kata Fauzi Bowo.

Penurunan tanah secara signifikan tentu saja tidak diinginkan. Sedangkan untuk masyarakat yang menggunakan air permukaan, diimbau untuk menyubsitusikan dengan air dari perusahaan air minum.

Di Jakarta, terjadi penurunan tanah sekitar 0,8 sentimeter per tahun. Sebanyak 87 persen disebabkan pembangunan gedung bertingkat, sisanya diakibatkan eksploitasi air tanah yang semakin tak terkendali.

Data Dinas Pertambangan DKI menunjukkan, lebih dari 100 pengelola gedung di DKI telah melakukan eksploitasi air tanah secara diam-diam. Tingkat konsumsi air tanah di Jakarta mencapai 53 persen. Hanya 47 persen yang menggunakan air PAM.

Sosok Jenderal Kopassus di Balik Operasi 20 Menit Rebut Homeyo dari Tangan OPM
Wali Kota Tangsel Benyamin Davnie

Pemkot Tangsel Raih Opini WTP 12 Kali Berturut, Benyamin: Kami Selalu Bertekad Pertahankannya

Pencapaian Opini WTP Pemkot Tangsel ini yang ketiga di bawah kepemimpinan Wali Kota Benyamin Davnie dan Wakil Wali Kota Pilar Saga Ichsan.

img_title
VIVA.co.id
8 Mei 2024