PT KA Minta Penumpang Tak Rusak Kereta

KRL Ekonomi
Sumber :
  • Photobucket/Jhon Ipenk

VIVAnews - Perubahan pola operasi Kereta Rel Listrik (KRL) menjadi 'single operation' menuai  banyak protes dari masyarakat. Bahkan, aksi protes ini berujung pengerusakan KRL Commuter Line di stasiun Jakarta Kota. Penumpang KRL Ekonomi marah karena keretanya tidak kunjung datang, pada Sabtu Malam, 18 Juni 2011.

Menanggapi peristiwa ini, Kepala Daerah Operasi I (Jabodetabek) PT KAI Purnomo Radiq merasa kecewa dengan aksi anarkis ini. Dia mengakui, hasil evaluasi uji coba KRL Commuter Line tidak mengalami kendala yang berarti. Dia berharap sikap anarkis penumpang tidak terulang lagi, 

"Kalau dirusak tentu sarana kita akan makin rusak, padahal kita ingin yang lebih baik," ujar Purnomo dalam diskusi Asosiasi Penumpang Kereta Api (Aspeka) bertajuk 'Kelayakan Penerapan Single Operation KRL Jabodetabek' di Gedung Ranuza, Menteng, Jakarta Pusat, Senin, 20 Juni 2011.

Pengamatan PT KAI saat uji coba single operation Sabtu lalu, ditemukan adanya penumpukan penumpang. Hal ini terjadi karena daya listrik yang ada masih jauh di bawah rata-rata trip operasi normal sekarang.

"Memang sempat ada jarak yang jauh antara KA ekonomi dengan yang berikutnya,  inilah fungsinya ujicoba," katanya.

Kemudian, menanggapi permintaan masyarakat untuk menambah sarana atau jumlah unit KA, Purnomo mengatakan hal tersebut tidaklah mudah. Banyaknya kendala dan hambatan terkait penambahan unit tersebut membuat PT KA mengambil kebijakan menerapkan pola single operation ini.

"Jika ingin meningkatkan daya angkut tentu harus diimbangin dengan adanya peningkatan daya listrik, tidak mudah menambah frekuensi KRL ini, karena banyak hal yang ditambah, salah satunya listrik," tegasnya.

Kendala daya listrik ini dicontohkan Purnomo pada sejumlah permintaan PT KAI kepada Perusahaan Listrik Negara (PLN) untuk menambah daya untuk KRL.

"Penambahan di Gondangdia sudah menunggu delapan bulan. Di Karet, sejak dua bulan lalu, tapi permintaan itu belum juga dikabulkan. Hal seperti ini yang akhirnya membuat kita memilih Commuter Line," jelasnya.   (eh)

Soal Utang Rafaksi Minyak Goreng ke Pengusaha, Kemendag: Mudah-mudahan Mei Selesai
Wanita Korea mengaku kena penipuan yang menyeret nama Elon Musk.

Viral Wanita Ini Ngaku Ditipu Elon Musk, Uang Rp800 Miliar Melayang

Seorang wanita Korea mengalami kerugian besar $50 ribu atau sekitar Rp810 miliar setelah tertipu oleh penipuan yang melibatkan akun palsu mengaku sebagai Elon Musk.

img_title
VIVA.co.id
25 April 2024