- VIVANews/ Anhari Lubis
VIVAnews - Komunitas penumpang Kereta Rel Listrik, KRL Mania, hari ini 21 Juni 2011 akan menyampaikan surat permintaan dibatalkannya rencana PT Kereta Api Indonesia (KAI) memberlakukan pola operasi tunggal pada 2 Juli mendatang ke Presiden SBY. Menurut anggota KRL Mania Agam Faturrahman, mereka akan diterima Staf Khusus Presiden Bidang Bantuan Sosial dan Bencana Alam, Andi Arief pukul 15.00 WIB.
"Fokus dalam pertemuan itu tetap sesuai di surat kami, meminta presiden menegur tiga menteri karena mengurangi subsidi," kata Agam saat dihubungi VIVAnews.com. Kemudian meminta presiden mengawasi manajemen PT KAI.
Dan mewaspadai risiko ketidakpuasan penumpang yang bisa berakibat vandal, karena tarif kurang adil dan jadwal tak sesuai kebutuhan. Dalam surat itu juga akan dilampirkan ribuan tandatangan penumpang sebagai wujud dukungan.
Mekanisme baru itu mengharuskan seluruh rangkaian kereta Jabodetabek berhenti di setiap stasiun. Dengan berlakunya pola operasi ini, maka hanya ada dua kereta yang dijalankan yaitu kereta ekonomi yang mendapat subsidi dari pemerintah dan kereta Commuter Line yang nonsubsidi.
Harga karcis kereta ekonomi tidak naik yaitu dengan tarif Rp1.000 hingga Rp2.000. Sementara itu, kereta Commuter Line untuk tujuan Bogor-Jakarta ditetapkan Rp9.000, rute Bekasi-Jakarta Kota Rp8.000, dan tujuan Manggarai-Serpong Rp8.000.
Itu artinya, penumpang kereta ekonomi AC Bogor-Jakarta yang sedianya membayar karcis seharga Rp5.500, Sabtu mendatang harus membeli tiket dengan harga Rp9.000, baik untuk jarak dekat maupun jauh.
Dalam surat itu juga terdapat permintaan agar Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan Wakil Presiden Boediono secara rutin naik KRL. "Jika Bapak menjadwalkan secara rutin naik KRL, maka ini akan menjadi dorongan bagi menteri-menteri, pemerintah daerah dan BUMN PT Kereta Api Indonesia (KAI) dan anak perusahaannya PT KAI Commuter Jabodetabek (KCJ), yang saat ini tidak serius meningkatkan pelayanan KRL untuk berubah, demi menjadikan KRL sebagai backbone angkutan massal di Jabodetabek dan mengurangi kemacetan Jabodetabek secara substansial," jelasnya. (eh)