- VIVAnews/Siti Ruqoyah
VIVAnews - Ratusan pengunjuk rasa dari Migrant Care menggelar aksi di Kedutaan Besar Arab Saudi, Selasa 21 Juni 2011. Mereka mendesak Pemerintah Indonesia memutuskan hubungan diplomatik dengan negara Arab Saudi terkait hukum pancung terhadap Ruyati.
Pengunjuk rasa yang datang mengenakan pakaian serba hitam bertuliskan "Negara Korup, Rakyat Terpancung" datang sekitar pukul 10.00 WIB. Mereka juga mendesak pemerintah segera mengambil langkah menyelamatkan 23 tenaga kerja yang sedang menunggu eksekusi hukuman mati.
"Putuskan hubungan diplomasi dengan Arab Saudi, sampai masalah ini selesai. Pada abad 21 masih saja ada penggal-penggalan," ujar analis kebijakan Migrant Care, Wahyu Susilo.
Sementara itu, Een, anak Ruyati yang ikut dalam aksi itu mengaku sangat kecewa dengan pemerintah yang tidak mengambil sikap untuk membela ibunya.
"Orang Arab Saudi harus diusir dari Indonesia, mereka negara biadab. Tidak memiliki rasa kemanusiaan. Ibu saya dianiaya, dihukum dan dipenggal," katanya sambil menangis.
Selain Migrant Care, hadir pula sejumlah tokoh untuk mendukung aksi protes ini. Sam Bimbo, yang berada di barisan depan massa pengunjuk rasa juga menyesalkan kejadian yang bukan pertama kalinya ini.
"Ini saudara saya. Kenapa bisa terjadi, karena mereka orang kecil. Mereka pergi untuk mencari rejeki. Stop kirim TKW ke Arab Saudi," katanya.
Pakar komunikasi politik, Effendi Gozali, meminta pemerintah mencari tahu, dari sisi hukum internasional, soal hukuman pancung terhadap Ruyati. "Perwakilan negara Arab harus meninggalkan Indonesia. Sampai semua permasalahan ini jelas," ujarnya.
Setelah menyampaikan aspirasi di depan Kedutaan Besar Arab Saudi, massa pengunjuk rasa akan jalan mundur sampai ke kantor BNP2TKI di kawasan Pancoron, Jakarta Selatan.