Prediksi BMKG: Agustus Jadi Puncak Kemarau

Cuaca Panas di Weimar, Jerman
Sumber :
  • AP Photo/Jens Meyer

VIVAnews - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memprediksi, puncak musim kemarau tahun ini terjadi pada pertengahan Agustus mendatang. BMKG menyatakan, suhu udara yang terjadi saat ini masih dalam kondisi normal yakni, 32-34 derajat celcius.

"Jadi sebaiknya penggunaan air lebih hemat dan aktivitas bakar-membakar dikurangi," ujar Kepala Pusat Perubahan Iklim dan Kualitas Udara BMKG, Edvin Aldrian.

Menurut Edvin, suhu udara belakangan ini dirasakan warga Jakarta terasa lebih panas. Tidak ada perbedaan suhu yang besar antara satu wilayah dengan lainnya. Seperti di Jakarta Selatan dan Jakarta Utara. Sebab, semua mendapat cahaya matahari yang sama.

Hanya saja, kata dia, perbedaannya terletak pada faktor non iklim karena kawasan Jakarta Selatan lebih banyak memiliki pepohonan yang membuat daerah itu menjadi lebih sejuk.

Kasus Uang Tutup Mulut Donald Trump Seret Nama Karen McDougal, Siapa Dia?

Edvin mengungkapkan, dampak awal musim kemarau Jakarta adalah polutan yang terkungkung di lapisan udara bawah atau ketinggian yang kurang dari 1 kilometer pada sore hari. "Polutan yang berasal dari asap kendaraan, asap pabrik, dan debu itu tidak tercuci karena tak ada hujan," tambahnya.

Kepala Bidang Informasi BMKG, Harry Tirto Djatmiko menjelaskan, dalam satu minggu ke depan wilayah DKI Jakarta masih berpeluang diguyur hujan ringan dengan intensitas 0,1-5,0 milimeter per jam atau 5-20 milimeter per hari.

Sementara hujan sedang berpotensi terjadi di wilayah Jakarta bagian selatan pada sore dan malam hari dengan intensitas 5,0-10,0 milimeter per jam atau 20-50 milimeter per hari.

"Potensi hujan terjadi karena adanya daerah tekanan rendah di Samudera Hindia sebelah Barat Sumatera serta pumpunan angin yang memanjang dari Sumatera bagian utara hingga Laut Cina Selatan," kata Edvin.

Penumpukan massa udara terjadi di wilayah Sumatera bagian utara dan selatan, Kalimantan bagian barat dan utara, Sulawesi bagian tengah, Maluku bagian tengah, Papua Barat serta Papua bagian utara dan tengah. "Itu memberi dampak pada kemungkinan terjadinya hujan di wilayah Jakarta dan sekitarnya," terang dia. (ren)

Kemungkinan yang Bakal Terjadi Kalau Indonesia tak Dijajah
Anthony Sinisuka Ginting melawan Viktor Axelsen di Thomas Cup

Sejarah Tercipta Thomas Cup dan Uber Cup, Sempat Tertunda Gegara Perang Dunia II

Thomas Cup dan Uber Cup merupakan salah satu kompetisi bulutangkis bergengsi di dunia dengan menggunakan sistem beregu putra dan putri.

img_title
VIVA.co.id
25 April 2024