- Budi Satria (antv)
VIVAnews - Kepolisian meminta tokoh masyarakat dan pemuka agama turun tangan untuk mencegah terjadinya tawuran antar masyarakat. Sebab, menurut Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya Komisaris Besar Baharudin Djafar, tawuran yang sering terjadi di ibukota dipicu masalah sosial yang penyebabnya tidak diketahui secara jelas.
Bahkan, lanjut Baharudin, tawuran sering disulut hal sepele yang berujung pada tawuran massal.
"Seperti kata Bapak Gubernur beberapa waktu lalu, diperlukan tim terpadu untuk menyelesaikan masalah ini. Kami kira, keterlibatan ulama dan tokoh masyarakat dalam tim tersebut jauh lebih baik," kata Baharudin di Jakarta.
Baharudin mengungkapkan, keberadaan kamera pemantau atau CCTV seperti tidak efektif mengurangi tawuran. Dia menjelaskan, berdasarkan filosofi kuno polisi, biasanya terjadi karena ada niat dan kesempatan. "Niat itu bisa diatasi bila tokoh masyarakat dan tokoh agama untuk memperbaiki moral mereka. Sedangkan, kami dari Kepolisian akan berupaya memperkecil kesempatan untuk terjadi tawuran," tegas Baharudin.
Untuk kesekian kalinya tawuran warga kembali 'pecah' di kawasan Pasar Rumput, Setiabudi, Jakarta Selatan akhir pekan lalu. Akibat kejadian itu, anggota Polsek Metro Menteng mengalami luka di mata karena benda tumpul.
Bentrokan antara warga itu juga mengakibatkan kaca halte Transjakarta pecah. Selain itu, bus TransJakarta yang ingin menuju ke Dukuh Atas dan Pulogadung tidak dapat melintas dan memilih untuk mengambil jalur lain. Tawuran itu juga membuat susah pengendara yang ingin melintas ke arah Kuningan maupun Sudirman.
Peristiwa serupa juga terjadi di kawasan penduduk Johar Baru, Jakarta Pusat. Tawuran yang berlangsung sengit itu mereda setelah polisi melepaskan tembakan peringatan serta gas air mata. (eh)
Sepak Terjang Netzah Yehuda, Batalion Tempur Israel yang 'Digebuk' AS
Netzah Yehuda merupakan salah satu empat batalion yang membentuk brigade infanteri Kfir. Batalyon tersebut sebagian besar beroperasi di Tepi Barat yang dikirim berperang.
