Jakarta Kota Mahal Bagi Ekspatriat

Karena di Jakarta Ekspatriat Ubah Gaya Hidup

Ampartemen di Jakarta
Sumber :
  • VIVAnews/Adri Irianto

VIVAnews - Pengamat kebijakan publik, Andrinof Chaniago mengaku tidak heran jika ada survei yang menyimpulkan bahwa Jakarta termasuk kota yang mahal bagi pekerja asing (ekspatriat). Sebab, kata dia, selama tinggal di Jakarta, mau tdak mau para ekspatriat harus mengubah gaya hidup mereka.

Mobil Listrik Vinfast Pakai Sistem Sewa Baterai, Segini Biayanya

Andrinof dimintai pendapatnya oleh vivanews.com, guna menanggapi hasil  penelitian Mercer's Cost of Living Survey 2011 tentang  sejumlah kota di Asia Tenggara. Responden dalam survei ini adalah para pekerja ekspatirat. Para pekerja asing itu menyebutkan sejumlah kota yang dianggap mahal. Salah satunya Jakarta.

Dalam publikasi hasil survei itu disebutkan bahwa kecuali Singapura, Jakarta masih lebih mahal ketimbang kota-kota utama lainnya di Asia Tenggara. Penelitian tersebut berdasarkan harga makanan, tempat tinggal, transportasi, hiburan, dan pakaian.

Dominasi Skuad Timnas U-23 di Piala Asia, Menpora Dito Akan Terus Maksimalkan PPLP dan SKO

Andrinof menegaskan bahwa kemahalan itu disebabkan lantaran di Jakarta para pekerja asing itu mengubah gaya hidup mereka. Di negara asalnya biasa naik bus bepergian, tapi di sini mereka terpaksa naik taksi, sewa mobil atau beli, lantaran keterbatasan transportasi umum yang layak.

"Tidak mungkin kan mereka naik bus berdesak-desakan. Akhirnya memilih taksi ataupun rental mobil. Sehingga biaya yang dikeluarkan menjadi lebih tinggi," kata Andronof saat dihubungi VIVAnews.com, Kamis 14 Juli 2011.

Sedangkan untuk biaya hiburan, menurut Andrinof, sebenarnya biaya yang dikeluarkan di Jakarta jauh lebih murah ketimbang negara asalnya. "Tapi mungkin karena antara apa yang dia keluarkan dan didapat tidak sesuai. Sehingga mereka menilai itu mahal," tambahnya.

Pengakuan Pelatih Yordania Jelang Laga Lawan Timnas Indonesia U-23

Sementara, Andrinof melanjutkan, untuk biaya harga makanan, dan pakaian relatif sama dengan di negaranya. "Kalau kebutuhan air bersih, saya kira ekspatriat harus membayar mahal. Mareka harus membeli air minum karena kualitas air di Jakarta tidak bagus," ucap dia. "Di negara asal, air kran saja  dapat langsung diminum," kata dia lagi.

Andrinof menilai predikat kota mahal untuk Jakarta bisa berdampak negatif. Sebab itu akan membuat warga asing lainnya enggan hidup di Jakarta. "Apalagi bila ditemukan parameternya adalah keamanan dan kenyamanan," ungkapnya.    

Survei Mercer itu melibatkan 214 kota terkemuka di dunia. secara global, Jakarta menempati peringkat 69 daftar kota termahal bagi ekspatriat. Ini berarti Jakarta masih lebih mahal ketimbang kota-kota utama di Asia Tenggara, kecuali Singapura. Hanoi menempati peringkat 136, Bangkok 88, sedangkan Kuala Lumpur 104.

Julukan kota termahal saat ini justru disematkan ke Luonda, wilayah yang menjadi ibukota suatu negara di Afrika bagian selatan: Angola. Sudah dua tahun berturut-turut Luanda bertengger di posisi puncak daftar kota termahal bagi ekspatriat versi Mercer.

Gelombang tinggi laut terjang pesisir pantai (foto ilustrasi)

BMKG Sebut Gelombang hingga 2,5 Meter Bakal Terjadi di Perairan Indonesia, Ini Lokasinya

BMKG mengeluarkan peringatan dini gelombang tinggi yang berpotensi terjadi di beberapa wilayah perairan pada 20 hingga 21 A

img_title
VIVA.co.id
20 April 2024