Ada Jalan Tol di Atas Tanggul Raksasa DKI

Jalan Tol
Sumber :
  • bpjt.net

VIVAnews - Belanda telah berkomitmen memberikan bantuan teknis untuk proyek tanggul raksasa guna mengantisipasi kecenderungan tenggelamnya kawasan Jakarta Utara akibat naiknya permukaan air laut dan penurunan muka tanah.

Kemenhub Pastikan Mudik 2024 Lancar, Intip Daerah Tujuan Terbanyak hingga Angkutan Terfavorit

Dana itu akan dikucurkan secara bertahap. Untuk pembuatan masterplan, Belanda memberikan komitmen untuk memberikan bantuan teknis sekitar 4 juta Euro. Dan Konsorsium Jakarta Coastal Defence Strategy (JCDS) yang terdiri dari konsorsium konsultan Belanda dan dibantu beberapa ahi dari Kementerian Pekerjaan Umum (Kementerian PU ) dan Institut Teknologi Bandung (ITB), bertugas memetakan permasalahan yang ada sekarang ini.

Komitmen ini sudah disampaikan Ben Knapen, Menteri Urusan Eropa dan Kerjasama Internasional Belanda, pada kunjungannya ke Indonesia awal Juli lalu. Pembangunan tanggul seperti ini telah lama diterapkan di Belanda untuk melindungi serangan badai dari Laut Utara dan melindungi negeri keju itu dari permukaan air laut yang lebih tinggi dari daratannya.

Menurut Deputy Representative Witteveen dan pimpinan salah satu konsultan anggota Konsorsium Jakarta Coastal Defence Strategy (JCDS), Sawarendro, tim JCDS mulai bekerja sejak awal tahun ini dan tengah menggodok rencana pembangunan tanggul laut di Utara Jakarta.

5 Minuman Alami Bantu Atasi Radang Tenggorokan Selama Puasa

Pembangunan tanggul ini diharapkan bisa memperbaiki kondisi wilayah DKI Jakarta secara keseluruhan. Tanggul tersebut juga dirancang  multi-guna, bisa digunakan sebagai jalan tol atau jalur kereta api.

Seperti sudah diketahui efek dari penurunan muka tanah dan perubahan iklim akan membuat sebagian dari Jakarta Utara terendam air dalam kurun waktu 20 sampai 30 tahun lagi. Ini akan berpengaruh langsung terhadap kehidupan jutaan orang yang tinggal dan beraktivitas di daerah itu.

Disamping itu, perubahan iklim juga akan makin memperparah banjir di Jakarta secara keseluruhan. Harus ada langkah besar  untuk menyelesaikan masalah ini.

JCDS bertugas untuk memetakan permasalahan yang ada sekarang, dan kecenderungan permasalahan ke depan untuk menentukan strategi yang dianggap tepat untuk menghadapi tantangan penurunan muka tanah.

"Memastikan siapa yang harus bertugas dan bertanggungjawab terhadap program yang akan dijalankan," kata Sawarendro kepada VIVAnews.com, Senin malam, 25 Juli 2011.

JCDS menetapkan bahwa pembangunan tanggul laut adalah bagian dari penyelesaian masalah banjir dan sistem pengelolaan air di Jakarta. Karena itu proyek ini harus dilakukan bertahap dan memakan waktu tidak kurang dari tiga puluh tahun.  "Untuk pembangunan tanggulnya saja, akan memerlukan dana  sekitar Rp40 - Rp50 triliun," ujarnya lagi.

Banjir yang disebabkan dari arah laut akan menjadi isu yang makin dominan pada masa mendatang. Dengan terjadinya landsubsidence dan kenaikan muka air laut, ancaman banjir rob ini akan semakin besar.

Guna merespons ancaman tersebut, perlu dibuat tanggul yang akan menjadi penghalang masuknya air dari laut. Ada beberapa opsi pembangunan tanggul raksa itu.

Opsi pertama pengelolaan banjir mengikuti pendekatan pengendalian banjir yang ada sekarang ini, dimana dilakukan penguatan dan peninggian tanggul pada lokasi garis pantai. Penambahan ruang terbuka biru untuk kolam retensi juga menjadi bagian dari rencana ini.

Opsi kedua, tanggul laut diintegrasikan dengan pengembangan daerah reklamasi dengan tetap membuka aliran-aliran sungai utama (Cengkareng Drain, Banjir Kanal Barat dan Banjir Kanal Timur) ke arah laut.

Sedangkan opsi ketiga  adalah  dengan membuat tanggul dengan menampung sementara keseluruhan air yang dialirkan oleh semua sungai sungai yang melalui Jakarta dan kemudian dipompakan ke laut.

Menginspirasi Generasi Baru, Fashion Crafty Jakarta Hadirkan Kolaborasi Fashion Photos Project 5

Dengan karakternya masing-masing, kata Sawarendro, kombinasi dari masing-masing opsi ini bisa dijalankan dengan melihat kondisi perkembangan ekonomi dan besaran aktual dari penurunan muka tanah di masa depan. Pelaksanaannya bisa dilakukan secara bertahap, hingga tahun 2040.

Bersamaan dengan pengendalian banjir yang berasal dari laut ini, penataan pesisir yang lebih terintegrasi bisa dilaksanakan secara bertahap dengan pengembangan kota yang lain, seperti reklamasi dan pengembangan pelabuhan dengan sistem transportasi baru, sistem perlindungan banjir di pesisir, kemudian penyediaan air bersih sanitasi dan pembuangan

Pembangunan tanggul pengendalian banjir dirancang sekaligus bisa berfungsi sebagai jalan tol, dengan masing-masing arah mempunyai lima lajur.

Idealnya, kata Sawarendro, pengembangan tanggul ini diikuti dengan upaya peningkatan penyediaan air bersih dan penyedian waste water treatment untuk wilayah Jabodetabekpunjur.

Penyediaan air perpipaan ini akan mampu untuk meminimalkan penurunan muka tanah. Selain itu, pengelolaan air limbah ini akan meningkatkan secara signifikan kualitas air permukaan. Diperkirakan biaya yang dibutuhkan untuk penyediaan air perpipaan ini berkisar Rp30 triliun. Sedangkan biaya untuk pengelolaan air limbah untuk sekitar 30 juta penduduk di kawasan Jabodetabekpunjur akan menelan biaya sebesar Rp200 triliun.

Ilustrasi perkelahian dan pengeroyokan.

4 Pria Terkapar Babak Belur di Depan Polres Jakpus, 14 Anggota TNI Diperiksa

Para anggota TNI itu diduga tak terima Prada Lukman dikeroyok preman di Pasar Cikini, Rabu, 27 Maret 2024. Prada Lukman membela ayah rekannya yang dipalak kawanan preman.

img_title
VIVA.co.id
29 Maret 2024