MRT Butuh Daya Listrik 100 MVA Per Hari

Maket MRT Jakarta
Sumber :
  • MRT Jakarta

VIVAnews - Angkutan massal berbasis rel atau mass rapid transit (MRT) yang akan dibangun di Jakarta pada 2012 mendatang diperkirakan butuh daya listrik sekitar 100 mega voltage ampere (MVA) untuk operasional sehari-hari. Jalur MRT tahap I yang rencananya rampung dibangun pada 2016 ini akan membentang dari Lebak Bulus hingga Kampung Bandan.
 
“Untuk operasional MRT dari Lebak Bulus sampai Kampung Bandan butuh listrik kurang lebih 100 MVA,” ujar Direktur Fungsi Korporasi PT MRT Jakarta, Eddi Santosa, saat ditemui dalam acara paparan proyek MRT di Jakarta, Rabu, 9 Agustus 2011.
 
Eddi menjelaskan kebutuhan listrik tersebut akan dipasok oleh Perusahaan Listrik Negara (PLN) dengan level paling tinggi. Pengoperasian MRT menurut dia harus memiliki kestabilan lisrik. Sebab, jika sewaktu-waktu kereta berhenti tiba-tiba akan membuat seluruh penumpang panik.

“Kepanikan ini yang sering menimbulkan masalah,” kata dia.
 
Maka dari itu, Eddi mengatakan dalam kereta akan dipasang alat yang bisa menyimpan cadangan listrik selama 10 menit. Dengan cadangan listrik tersebut, kereta masih bisa beroperasi ke stasiun berikutnya.
 
Dia menjelaskan, jika perkiraan tingkat kedatangan (headway) di setiap stasiun sekitar lima menit, maka kereta masih bisa berjalan sampai dua stasiun berikutnya. Jarak antara stasiun berbeda-beda antara 1-2 km.
 
Terkait masalah pasokan listrik tersebut PT MRT Jakarta sudah meneken nota kesepahaman (MoU) dengan General Manager PT PLN (Persero) Distribusi Jakarta Raya dan Tangerang sejak 15 Juni 2009 lalu.
 
Dalam kesepakatan tersebut, selain masalah sistem dan tegangan penyaluran daya listrik, juga mencakup kerjasama dalam penyediaan lahan untuk sarana sistem kelistrikan yaitu gardu induk, gardu distribusi, perencanaan, pelaksanaan/pembangunan, pengendalian, pengawasan, pemeliharaan prasarana dan sarana sistem tenaga listrik dan pendukungnya.
 
Pengerjaan koridor ini akan dibagi menjadi dua, yaitu tahap pertama koridor Lebak Bulus - Bundaran HI dengan jarak sekitar 15,2 kilometer (9,2 km melayang dan 6 km di bawah tanah). Stasiun yang dibangun sebanyak 13 stasiun yaitu 7 melayang dan 6 di bawah tanah.
 
Sementara itu, untuk tahap kedua koridor Bundaran HI-Kampung Bandan dengan panjang 8,1 km akan dibangun 8 stasiun (7 stasiun di bawah tanah dan 1 stasiun di permukaan tanah). Koridor ini diperkirakan baru selesai pada 2018. Diperkirakan waktu tempuh kereta sekitar 52,5 menit untuk menempuh jarak sepanjang 23,3 km tersebut.
 
Proyek ini merupakan proyek nasional yang dilakukan Pemerintah Pusat bersama Pemprov DKI Jakarta. Pemprov DKI, melalui BUMD PT MRT Jakarta sebagai pihak yang membangun dan operasional. Biaya proyek tahap pertama dibutuhkan sekitar 144 milyar yen yang berasal dari pinjaman luar negeri Jepang (Japan International Cooperation Agency/JICA) dengan sistem G to G (goverment to goverment atau pemerintah dengan pemerintah), dengan bunga pinjaman rendah di bawah 1 persen.
 
“Tahap awal ini JICA memberi biaya komitmen sebesar 120 milyar yen atau sekitar 18 triliun. Dana tersebut baru cair, setelah ada pengerjaan fisik dilakukan," tuturnya.

Yandri Klaim Seluruh DPW dan DPD PAN Ingin Zulhas Kembali Ketua Umum
Syifa Hadju

Hubungannya Diduga Retak karena Orang Ketiga, Begini Kata Syifa Hadju Soal Perselingkuhan

Menurut Syifa Hadju, setiap orang dalam sebuah hubungan pasti akan belajar menerima kekurangan pasangan masing-masing.

img_title
VIVA.co.id
25 April 2024