Sehari 12,1 Juta Orang Bergerak di Jakarta

Masker Polusi Udara
Sumber :
  • VIVAnews/Anhar Rizki Affandi

VIVAnews - Pergerakan masyarakat di Ibukota Jakarta pada siang hari mencapai 12,1 juta jiwa setiap harinya. Sebanyak 9,6 juta jiwa merupakan warga yang tinggal di Jakarta sesuai dengan Sensus 2011. Sementara sekitar 2,5 juta jiwa merupakan warga sekitar yang bekerja di pusat kota.

Disampaikan Kepala Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil (Dukcapil) DKI Jakarta, Purba Hutapea, jumlah itu sudah mendekati jumlah keharusan orang yang tinggal di Jakarta sesuai dengan Perda RTRW 2030, yang mencapai 12,5 juta jiwa.

"Sekarang baru 2011, kalau urbanisasi tidak dikendalikan, maka sebelum tahun 2030, populasi penduduk Jakarta bisa melebihi 12,5 juta jiwa," jelasnya.

Guna mengantisipasi pendatang baru dari luar daerah paska Lebaran, akan dilakukan Operasi Yustisi Kependudukan (OYK) sebanyak tiga putaran. Rencananya, tiga putaran operasi itu akan dilakukan pada 22 September, 13 Oktober, dan 3 November 2011. Dilakukan serentak di lima wilayah Jakarta.

"Baik di apartemen mewah, maupun di rumah kos akan dilakukan operasi. Termasuk juga warga negera asing yang tidak memenuhi syarat," ujar Kepala Dinas Dukcapil DKI Jakarta, Purba Hutapea, dalam jumpa pers di Balai Kota DKI Jakarta, Senin, 5 September 2011.

Pada 2010 lalu, ada 3.817 orang yang terjaring Operasi Yustisi, dan sebagian besarnya dipulangkan ke kampung halaman masing-masing oleh Dinas Sosial DKI. Pemulangan pendatang baru tersebut dilakukan atas kesepakatan pimpinan pemerintahan daerah (pemda) masing-masing wilayah.

Sebelum dipulangkan, mereka diberikan pembinaan di panti sosial milik dan biaya pemulangan ditanggung sepenuhnya Pemprov DKI Jakarta

Sebenarnya, operasi yustisi belum sepenuhnya dapat menghentikan pendatang baru yang ingin mengadu nasib di Jakarta. Langkah lain seperti pemberian bantuan hibah ke daerah sekitar yang jumlahnya mencapai Rp3 miliar.

"Tujuannya untuk membantu membangun daerah penyangga. Sehingga tujuan pendatang tidak hanya terfokus ke Jakarta.

Selain itu, Pemprov berjanji terus melakukan pembinaan kependudukan (Biduk) bagi penduduk yang dilakukan secara rutin setiap minggunya. Dengan berbagai program pengendalian mobilitas penduduk inilah, lanjutnya Purba, telah membuktikan bahwa jumlah pendatang baru memang mengalami penurunan.

"Jadi, penurunan pendatang baru itu bukan karena OYK saja, tapi banyak hal seperti biduk, pembangunan daerah, dan dana transfer daerah. Tujuan operasi ini untuk dijadikan efek jera," tegasnya.

Kepada masyarakat lanjut Purba diharapkan memahami tujuan operasi ini. Menurutnya, ini bukanlah operasi kejahatan, karena itu harus dilakukan pemberitahuan sebelumnya.

"Bagi kami ini ini bukan untuk dibuat ketakutan di masyarakat, ini bukan kejahatan. Kami hanya ingin terbuka, karena kalau kami diam saja tidak bagus," tandasnya. (adi)

Meninggal Dunia, Ini Profil Dorman Borisman Aktor Senior yang Langganan Jadi Karakter Orang Batak
Gempa Bumi Guncang Mataram NTB dan Bali

Gempa Bumi 5,2 Magnitudo Guncang Mataram dan Bali, Warga Lari Keluar: Trauma Gempa 2018

Kota Mataram, Provinsi Nusa Tenggara Barat, dan Bali diguncang gempa bumi bermagnitudo 5,2 pada pukul 05:09 WIB, yang berpusat di 97 kilometer Barat Daya Lombok Barat NTB

img_title
VIVA.co.id
8 Mei 2024