- VIVAnews/Adri Irianto
VIVAnews - Sekitar 300 murid SD Negeri Ciledug Barat, Pamulang, Tangerang Selatan terlantar dan terpaksa belajar di luar kelas pada hari pertama masuk sekolah.
Penyebabnya, gedung dan ruang kelas yang biasa digunakan untuk belajar disegel. Penyegelan dilakukan terkait sengketa kepemilikan tanah antara Pemkot dan ahli waris.
Sejumlah kelas terpaksa belajar di halaman sekolah. Sebagian murid terlihat tidak begitu konsentrasi dengan suasana belajar. Murid melakukan aktivias belajar di lantai teras kelas.
"Kami terpaksa belajar di lantai. Kelas kami disegel oleh mereka (ahli waris-red)," kata Kelapa Sekolah Hartini, Rabu 7 September 2011.
Kepala Dinas Pendidikan Tangerang Selatan Mathoda mengungkapkan, hingga saat ini pihaknya belum menyediakan tempat belajar sementara untuk para siswa.
"Kami berharap ahli waris tanah dapat membiarkan para siswa tetap memakai kelas mereka untuk belajar," terang Mathoda.
Dia menjelaskan negosiasi dan kesepakatan antara Pemerintah Kota dan ahli waris mengenai status tanah bangunan rencananya besok baru dibahas.
Sementara itu, salah satu ahli waris, Jaudin mengatakan, bangunan gedung SD Ciledug Barat yang berdiri di atas tanah seluas 1035 meter itu adalah milik ayahnya, Entong bin Liman.
Menurut dia, tanah itu dibangun atas perjanjian tidak tertulis antara Pemerintah Daerah dengan Entong. Perjanjian itu berisi, saat tanah dibangun sekolah, Entong akan mendapat imbalan berupa uang dan rumah mewah.
Namun setelah gedung sekolah berdiri dan kegiatan belajar mengajar beroperasi, sejak 32 tahun lalu, janji itu tidak pernah ditepati oleh Pemerintah. Saat ini, ahli waris tanah menagih janji Pemerintah dan menuntut agar tanah itu dibayar dengan harga Rp 1 juta permeter.
"Tetapi Pemerintah menolak dan balik mengklaim tanah itu sebagai aset negara yang sudah diserah terimakan dari Pemerintah Kabupaten Tangerang ke Pemerintah Kota Tangsel," terang Jaudin. (sj)
Laporan : Muhammad Iyus | Tangerang
Detik-detik Pelaku Dugaan Pelecehan Seksual Anak di Bawah Umur Diamuk Massa
Saat hendak diamankan, massa yang geram sempat menghakimi pelaku berulang kali hingga babak belur. Bahkan polisi sempat dibuat kewalahan dengan banyaknay massa.
