Razia Kaca Angkot Dinilai Kebijakan Reaktif

Seorang supir angkot memperbaiki kendaraannya di Terminal Kampung Melayu
Sumber :
  • VIVAnews/Tri Saputro

VIVAnews - Kriminolog Universitas Indonesia Adrianus Meliala menilai kebijakan merazia kaca film angkutan kota tidak berkorelasi positif dengan turunnya angka kriminalitas di angkutan umum. Dia menilai pihak berwenang terlalu reaktif menyikapi kasus perkosaan yang baru saja terjadi, tapi tidak memperhatikan kejahatan harian dan polanya.

"Jangan hanya kaca yang menjadi masalah, harus paripurna," kata Adrianus ketika dihubungi VIVAnews, Minggu malam, 18 September 2011.

Adrianus menyoroti, selama ini kerap terjadi kejahatan di angkot, seperti penjambretan, pemerasan, dan penipuan. Angkot juga sering melanggar izin, seperti melewati jalur yang tidak semestinya, dan angkot dijalankan sopir cadangan atau sopir tembak.

"Ketika terjadi apa-apa, pemilik dimintai pertanggungjawaban hanya bilang tidak tahu apa-apa. Ini mencerminkan betapa rawannya mikrolet, sementara, rakyat tidak bisa menuntut," katanya.

Adrianus menilai, selama ini angkot kurang mendapat sentuhan pemerintah. Padahal, banyak orang menggantungkan hidup dari angkot. Sebab itu, pemerintah perlu menciptakan situasi nyaman dengan sentuhan kebijakan.

"Masalahnya Dinas Perhubungan kurang mengintegrasikan dengan baik. Justru main mata dengan mikrolet, minibus. Misalnya rute bisa dimainkan, kalau diuji kir bisa dimainkan. Memang susah Dinas Perhubungan menerapkan kebijakan berwibawa karena oknum-oknumnya menjadikan angkot sapi perah," ujarnya.

Adrianus mengingatkan, Pemerintah harus membuat kebijakan tidak reaktif. Betapa pun menyentak, kasus perkosaan itu hanya kasus atau fenomena ekstrim. Menurutnya, kebijakan tidak boleh dibuat berdasar fenomena ekstrim.

"Pengambilan kebijakan harus melihat kejahatan rata-rata, seperti penjambretan, pemerasan di angkot. Sudah ada nggak kebijakan untuk itu, karena itu kejadian rata-rata harian. Jangan sampai untuk yang serius kita berlebihan yang sehari-hari kita lupakan. Kalau yang sehari-hari bisa diberantas, secara tidak langsung bisa diberantas pula yang ekstrim seperti perkosaan," ujarnya.

Alvin Lim Kecam Pendeta Gilbert Lumoindong yang Singgung Zakat dan Salat
Uang dolar AS dan rupiah.

Rupiah Sentuh Rp 16.200 per Dolar AS, Begini Prediksi Terbaru Astronacci

Rupiah sempat menyentuh angka angka Rp16.200 per dolar AS tepat pada 16 April 2024 meskipun pada hari ini sudah kembali menguat ke posisi Rp 16.172.

img_title
VIVA.co.id
18 April 2024