- VIVAnews/Muhamad Solihin
VIVAnews - Pewarta Foto Indonesia-Jakarta mengaku sangat kecewa dan menyesalkan tindakan penyerangan yang dilakukan oknum siswa SMA Negeri 6 Jakarta, kemarin. Apalagi saat kejadian para wartawan juga sedang menjalankan tugas jurnalistik dan mayoritas korbannya adalah pewarta foto yang sedang mengambil gambar aksi protes.
"Wartawan yang bertahan di lokasi kejadian murni wartawan yang sedang melakukan peliputan, bukan melakukan aksi. Pada insiden ketiga, lebih dari 10 wartawan luka dan ada pengejaran yang dilakukan pelajar dari bundaran menuju lokasi berbeda," kata Ketua PFI Jerry Adiguna Caswara, di kantor Dewan Pers, Kebon Sirih, Jakarta, Selasa, 20 September 2011.
Keadaan saat itu menurut Jerry begitu chaos dan tiba-tiba, sehingga sulit dikendalikan oleh pihak kepolisian. Banyak wartawan yang meninggalkan motornya disekitar SMA 6 Jakarta dan bersembunyi dibeberapa tempat, karena dikejar para siswa secara brutal.
"Kesimpulannya ada tindak brutalitas dari anak sekolah yang dibiarkan pihak sekolah. Pelajar yang ketakutan karena disorot, memicu perampasan kaset. Ketakutan yang sama juga memicu bentrok dengan wartawan," ungkapnya.
PFI menilai tindakan para siswa yang tak terpuji ini telah melecehkan profesi wartawan dan mengungkung kebebasan pers.
"Kami cuma ingin sekolah melakukan tindakan tegas karena aksi perampasan kaset ini adalah pelecehan profesi pers, ini sudah menginjak-injak kebebasan pers. Jangankan anak sekolah, tapi juga staf pengajar sudah melecehkan arti kebebasan pers," tegasnya.
Ketua Komisi Pengaduan dan Pengaduan Etika Dewan Pers Agus Sudibjo berjanji akan memeroses pengaduan ini secara objektif. "Tentu akan kami proses pengaduannya secara objektif dengan memanggil keduabelah pihak," tuturnya.