Kepala Sekolah SMA6: Aksi Wartawan Provokatif

Wartawan dan Siswa SMA 6 Bentrok
Sumber :
  • VIVAnews/Muhamad Solihin

VIVAnews - Kepala Sekolah SMA Negeri 6 Jakarta, Kadarwati Mardiutama menilai penyerangan siswanya kepada wartawan beberapa waktu lalu terjadi karena provokasi sejumlah wartawan. Dia menyampaikan provokasi itu membuat anak didiknya tersulut emosinya.

"Aksi damai dari teman-teman yang mengaku wartawan berubah menjadi, yang menurut kami aksi provokatif, dengan cara meneriaki guru dari balik pagar, dan juga menggoyang-goyang pagar sekolah, sampai memanjat pos satpam," katanya.

"Teriakan-teriakan dan aksi provokatif yang dilakukan teman-teman wartawanlah yang pada akhirnya memancing emosi anak murid kami juga kami para guru," lanjutnya saat menggelar konfrensi pers di SMA 6, Bulungan, Jakarta, Rabu 21 September 2011.

Kadarwati mencontohkan teriakan-teriakan itu seperti, 'Kepala Sekolah melakukan pembiaran', 'Kepala Sekolah melindungi penjahat', 'Kepala Sekolah melakukan kurikulum tawuran sebagai tradisi'.

"Ini jelas bertentangan dengan Permendiknas No. 19/2007," tambah dia.

Oleh karenanya, dia meminta masyarakat untuk memahami tindakan kekerasan para siswanya itu. Menurutnya, hal itu terjadi karena emosi mereka yang labil dan usianya masih remaja.

"Mohon dipahami, anak-anak murid kami masih remaja dengan emosi yang belum matang," ucapnya.

Terkait dengan peristiwa perampasan kaset wartawan Trans 7 pada hari Jumat 16 September lalu, Kadarwati mendukung pihak kepolisian untuk mengusutnya. Namun demikian, dia memohon maaf jika ternyata tindakan itu terbukti dilakukan oleh anak didiknya.

"Kami menyesalkan dan memohon maaf jika memang terbukti pelaku adalah anak didik kami di SMA 6. Kami mendukung sepenuhnya upaya penegakan hukum oleh kepolisian untuk mencari pelaku perampasan kaset," katanya.

Sebelumnya, Dewan Pers secara resmi telah menerima pengaduan dari sejumlah wartawan yang mendapat perlakuan kekerasan dari oknum siswa SMA 6 Jakarta saat melakukan aksi damai, Senin, 19 September 2011.

Salah satu poin dalam pengaduan itu, wartawan dan siswa SMA 6 tidak terlibat aksi bentrokan. Tapi wartawan mendapatkan perlakukan penyerangan oleh ratusan siswa.

"Datang bukan untuk balas dendam, apalagi memukuli siswa. Tapi aksi damai meminta pertanggungjawaban sekolah atas perampasan kaset liputan. Sekolah tidak mau bertanggungjawab karena kasus itu di luar sekolah," ujar Ketua Poros Wartawan Jakarta, Wahyu Widodo, di kantor Dewan Pers, Kebon Sirih, Jakarta, Selasa, 20 September 2011.

Menurut Widi, sebelumnya wartawan sudah melakukan negoisasi dengan sekolah, dan sempat meminta izin untuk mengidentifikasi wajah siswa yang melakukan perampasan kaset kamerawan Trans 7 melalui foto. Tapi saat proses identifikasi berlangsung di ruang guru, secara bersamaan dengan jam pulang sekolah, tiba-tiba terjadi kericuhan di depan sekolah. Akibatnya sejumlah wartawan terluka. (eh)

Pemain MU yang Tak Diinginkan Jose Mourinho Masih Ada Sampai Sekarang
Joe Biden dan Mohammed bin Salman

Alasan Negara Arab Lebih Pilih Dukung Israel daripada Iran, Khawatir Perang Makin Luas

Beberapa negara Arab seperti Yordania, UEA, dan Arab Saudi telah memberikan kontribusi dalam menangkal serangan Iran yang ditujukan ke Israel beberapa waktu lalu.

img_title
VIVA.co.id
23 April 2024