DKI: Tarif Busway Layang Rp6.000 - Rp8.000

Bus TransJakarta tengah mengambil penumpang
Sumber :
  • VIVAnews/Maryadi

VIVAnews - Pemerintah Provinsi DKI Jakarta memutuskan untuk tidak melanjutkan proyek monorel yang selama ini tertunda. Tiang pancang monorel yang sudah terlanjur dibangun itu akan dialihfungsikan menjadi jembatan layang khusus bus TransJakarta.

Kendarai Sepeda Motor Baru, Pelajar SMA di Brebes Terlindas Truk 

Menurut Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) DKI Jakarta Udar Pristono, rencananya akan disediakan 50 unit bus gandeng dengan kapasitas 180 orang di jalur khusus tersebut. "Sedangkan untuk tarif diperkirakan berkisar Rp6.000 hingga Rp8.000," kata Pristono di Jakarta, 23 September 2011.

Tetapi mekanisme subsidi juga akan digunakan seperti bus Transjakarta saat ini. Diprediksi angkutan ini bisa mengangkut sekitar 45 ribu penumpang per harinya. Untuk headway diperkirakan akan memakan waktu tiga menit.

Pristono mengatakan, dari analisis yang telah dilakukan, 20 tahun mendatang diperkirakan ada pertumbuhan signifikan mencapai 218.565 penumpang per hari pada 2035.

5 Minuman Herbal Penjaga Kolesterol Tetap Terkendali

Saat ini ada 160 pilar kolom pier yang sudah dibangun untuk koridor hijau monorel, yang nantinya dipergunakan untuk konstruksi jalan layang khusus bus Transjakarta.

Menurut dia, pihaknya sedang melakukan pengkajian mendalam terkait dengan kekuatan struktur tiang monorel. "Untuk dua arah pilar monorel yang diperlukan, ada yang perlu ditambah kekuatan strukturnya. Yang semula dimensi 1200x1600 menjadi 1600x200," tambahnya.

Rampung 2014

5 Promo Hari Kartini, Ada Minyak Goreng 2 Liter Cuma Rp30 Ribuan

Pristono menambahkan, pembangunan jalur busway layang dimulai pada 2012 dan akan memakan waktu dua tahun. Sistem jalurnya berupa loop line atau jalan melingkar, berbeda dengan jalur bus Transjakarta saat ini yang sistemnya radial atau menyebar. "Nanti haltenya di atas, dan penumpang naik turun pakai tangga," jelasnya.

Dia mengungkapkan, ada empat keuntungan jika moda transportasi pengganti monorel adalah bus. Pertama tidak perlu membuat manajemen baru sehingga tetap melanjutkan manajemen Badan Layanan Umum (BLU) Transjakarta.

Kedua dapat meminimalisir panjang jalur transit yang harus dilalui orang. Ketiga memperluas jangkauan pelayanan jaringan sehingga bisa lebih optimal. Keempat meringankan beban pusat kota dari pergerakan untuk singgah.

Tiang-tiang bekas monorel ini rencananya akan dipakai membangun 16 titik halte dengan jalur melingkar. Di antaranya ada 12 titik yang akan menjadi titik transfer ke koridor lain dan stasiun kereta api.

Halte-halte yang akan dibangun di antaranya Polda, SCBD, Bank Niaga, Bunderan Senayan, Gelora Bung Karno, Plaza Senayan, Palmerah, Pejompongan, Karet, Sudirman, Setiabudi Utara, Kuningan Madya, GOR Sumantri Casablanca, Kementerian Kesehatan, Kuningan Timur, dan Satria Mandala. (ren)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya