Pembangunan MRT di Jakarta Terkendala Banjir

U-Bahn
Sumber :
  • Wikipedia

VIVAnews - Pembangunan mega proyek Mass Rapid Transit (MRT) membuat khawatir banyak pihak. Melihat karakter kota Jakarta yang rawan banjir dan memiliki struktur tanah lembek serta rawan gempa, ada kecemasan selama pembangunan ini berlangsung.

Dengan kondisi demikian, PT MRT Jakarta menjamin moda transportasi itu tetap dapat diandalkan.

"Persoalan banjir, tanah lembek, dan gempa dapat diatasi dengan rekayasa teknik (engineering)," ujar Direktur Utama PT MRT Jakarta, Tribudi Rahardjo di Balaikota DKI Jakarta, Kamis, 6 Oktober 2011.

Tribudi mengatakan bahaya banjir dapat diatasi, salah satunya dengan peninggian pintu masuk dan flood gate yang kedap air.

"Ini juga diterapkan di Hong Kong dan Bangkok," jelasnya.

Sedangkan untuk masalah tekstur tanah yang lembek dapat diatasi dengan teknik perbaikan tanah (soil improvement).

"Selama pembangunan, kami akan mengikuti standar keselamatan, konstruksi, bangunan yang sudah teruji di dunia, yang dapat menjamin keselamatan penumpang pada saat beroperasinya nanti," kata dia.

PT MRT berharap, jika terjadi banjir, airnya tidak masuk ke dalam terowongan bawah tanah.

Pelaku Ditangkap, Begini Modus Sopir Taksi Online Todong Penumpang Rp 100 Juta

"Kami setting masuknya lewat tangga tinggi supaya air tidak masuk ke tunnel. Di dalamnya juga ada drainase yang dibuat dengan baik," ujar Direktur Teknik Rachmadi.

Untuk masalah itu, pihaknya telah mengkaji beberapa metode. Pengkajian ini dilakukan sesuai dengan metode yang lebih dulu diterapkan di Jepang.

"Semua sudah dikaji, based on soil  investigation, building code, area
environment
dan sebagainya," ungkapnya.

Di Jepang sendiri, menurutnya, keamanan pembangunan MRT ditunjang dengan kerangka bangunan terowongan bawah tanah yang sudah terencana.

"Nanti kita tebalkan tunneling-nya, dikasih jeck-jecknya dulu, diberi tiang-tiang lalu di-improve sehingga sekitarnya kuat," terangnya.

Dengan kondisi tanah Jakarta yang terus mengalami penurunan, proyek pembangunan Mass Rapit Transit (MRT) perlu diantisipasi guna menjamin keselamatan para pengguna.

Seperti diketahui, terdapat 60 titik tanah di Jakarta yang sudah diteliti penurunan tanahnya sejak 2002-2010. Dari hasil penelitian itu diperoleh land subsidence atau penurunan muka tanah paling mengkhawatirkan berada di Jakarta Utara. Seperti di Mutiara Baru, Pantai Mutiara, Pantai Indah Kapuk, dan Ancol.

Penurunan tanah juga terjadi di daerah Jakarta Barat, di antaranya Cengkareng Barat, dengan penurunan sekitar 65 cm, Jakarta Timur penurunan sekitar 47 cm, Jakarta Pusat mengalami hal yang sama dengan penurunan sekitar 15 cm. Sedangkan di Jakarta Selatan termasuk daerah yang tidak mengalami penurunan muka tanah. (eh)

Penyelundupan Pil Koplo di Lapas Yogyakarta (dok istimewa)

Pengunjung Coba Kelabui Petugas Lapas Yogyakarta Simpan Pil Koplo di Betis, Malah Ketahuan

Petugas Lapas Kelas IIA Yogyakarta menggagalkan dua kali penyelundupan pil koplo dari pengunjung kepada warga binaan, salah satunya bermodus menyembunyikan pil di betis.

img_title
VIVA.co.id
29 Maret 2024