Polisi: Jalur Motor di Jakarta Sangat Minim

Sepeda Motor
Sumber :
  • VIVAnews/Nurcholis Anhari Lubis

VIVAnews - Tidak semua jalan di ibukota memiliki jalur khusus sepeda motor, seperti di sepanjang Jalan Jenderal Sudirman dan MH Thamrin. Itulah sebabnya masih banyak pengendara sepeda motor yang sering masuk ke jalur busway dikarenakan tidak adanya jalur khusus.

Kepala Bagian Operasi Direktorat Lalu Lintas Polda Metro Jaya, Ajun Komisaris Besar Latif Usman, mengatakan sepanjang jalur dari Cawang sampai Gatot Subroto (Gatsu) juga tidak tersedia lajur kiri untuk pengguna kendaraan roda dua.

"Kondisi jalan dari MT Haryono sampai Gatot Subroto tidak bisa dibuat lajur khusus motor. Karena kalau dibuat malah menambah sempit," ujar Latif, Jumat 14 Oktober 2011.

Walaupun tidak ada jalur di jalan Gatot Subroto, Latif mengingatkan agar pengendara motor tidak semena-mena dengan menggunkan jalur busway.

BTN Cetak Laba Bersih Rp 860 Miliar di Kuartal I-2024, Penyaluran Kredit Tembus Rp 344,2 Triliun

Melihat pada Undang Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang lalu lintas dan angkutan umum, disebutkan di salah satu pasalnya bahwa pengendara motor harus melintas di lajur kiri.

Menurut Latif, sejak dua tahun lalu dari Cawang sampai Gatsu dari pukul 06.00 sampai jam 09.00 WIB, diterapkan kawasan lajur kiri. Yaitu dengan cara  memasang sejumlah cone (segitiga pembatas jalan) di sepanjang jalur yang rawan kqemacetan. "Lajur kiri yang disediakan di kawasan Gatot Subroto lebarnya tiga meter," kata dia.

Selain itu, polisi juga  mengimbau pengguna kendaraan motor untuk tidak menggunakan jalur bus transJakarta karena rentan kecelakaan. Untuk mencegah, petugas menyarankan pengguna sepeda  memaksimalkan jalur kiri.

Sulit Tertibkan

Aplikasi Ini Bisa Ubah Sudut Kosong Jadi Ruang Bermakna

Latif mengungkapkan hingga saat ini pihaknya kesulitan untuk melakukan sterilisasi jalur busway.

"Yang paling rawan kecelakaan, yakni Koridor VI yang menghubungkan Dukuh Atas-Ragunan. Sebenarnya setiap jalur sudah ada petugas, tetapi kendaraan motor yang masuk ada 50 jadi tidak sebanding," tambahnya.

Sementara pembatas jalan yang selama ini ada di jalan-jalan utama hanya sebagai alat sosialisasi yang digunakan polisi untuk membiasakan pengandara motor tetap berada di jalur kiri.

"Kita tidak akan membuat batas-batas tertentu. Cone itu sebenarnya sosialisasi supaya masyarakat terbiasa di kiri," kata Latif.

Kecelaan di Jalur Busway, kata Latif bukan hanya bersumber dari kendaraan sepeda motor tetapi kesadaran masyarakat pengguna jalan juga. Seperti banyak yang tidak menggunakan jembatan penyebrangan saat menyebrang di jalur busway.

"Kalau mau selamat, kesadaran masyarakat untuk menyebrang. Jembatan penyeberangan yang jumlahnya minimal, tapi seharusnya digunakan secara maksimal," jelas Latif. (ren)

VIVA Militer: Satu orang DPO pemberontak OPM menyerahkan diri ke prajurit TNI AD

Samson, Pemberontak OPM yang Serang Markas Koramil di Papua Tobat dan Serahkan Diri ke Prajurit TNI

Samson Same menyatakan siap kembali ke pangkuan NKRI

img_title
VIVA.co.id
25 April 2024