- VIVAnews/Nurcholis Anhari Lubis
VIVAnews - Korps Marinir membantah jadi penyebab banjir besar di Pondok Labu, Jakarta Selatan. Pimpinan kesatuan militer itu justru menyesalkan sikap warga yang membangun tembok dan mempersempit sungai.
"Jadi, sungai itu satu sisi punya marinir, satu sisi ada di warga. Warga membuang sampah terus ke sungai, mereka juga memajukan lahan ke arah kami," kata Komandan Korps Marinir, Mayjen TNI M Alfan Baharudin, dalam perbincangan dengan VIVAnews.com, Senin 31 Oktober 2011.
Menurut Alfan, Marinir pernah mencoba untuk membeli tanah warga, terutama yang berada di RT 11. Tetapi, warga meminta harga yang sangat tinggi.
"Padahal, tanah itu tanah negara. Lokasinya di RT 11 dengan Ketua RT Pak Giyono itu yang sulit. Tidak hanya itu, warga setempat juga tidak memiliki selembar pun surat tanah," kata Alfan. Sebagian besar di sana, kata Alfan, merupakan warga pendatang liar.
Bangun Tanggul
Alfan mengakui bahwa saat ini Kompleks Marinir sedang melakukan pembangunan pembuatan turab atau tanggul di sisi sungai Marinir. Saat ini, posisi turab di sisi marinir memang lebih tinggi dengan di sisi warga.
"Memang sungai itu saya pakai turab pakai bronjong di sisinya marinir. Ini agar tidak terkena banjir, karena di dalam itu ada instalasi seperti rumah sakit dan lain-lain," kata Alfan.
Tetapi, Alfan menyesalkan sikap warga yang terus berulah. Wagra terus melempar sampah, meletakkan karung, bambu dan lain-lain sehingga membuat tanah di sisi marinir menjadi terkikis. "Kami sudah memindahkan 23 prajurit yang tinggal di lokasi itu," kata Alfan.
Banjir di Pondok Labu yang hingga ketinggian 1,5 meter ini masih menggenangi rumah warga. Banjir ini sempat menjadi perhatian Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Rencananya, Pemda DKI akan mengundang Marinir untuk berbicara masalah banjir ini. (ren)