- ANTARA/Jefri Aries
VIVAnews - Warga menuding banjir yang terus melanda pemukiman di lima RT, RW 11, Pondok Labu, Cilandak, Jakarta Selatan, akibat adanya perebutan lahan di Kali Krukut oleh Marinir untuk fasilitas lapangan tembak.
"Warga sudah melapor ke kelurahan, kecamatan, bahkan sampai tingkat DPRD, tapi belum ada realisasainya," kata Hari, 57, warga RT 11 saat ditemui VIVAnews.com di rumahnya, Senin 31 Oktober 2011.
Dia mengungkapkan, pembangunan gorong-gorong untuk lapangan tembak sudah dilakukan sejak Maret lalu.
Hari yang mengaku sudah tinggal 24 tahun di tempat itu menyesalkan, sebab menurut dia, penggunaan kali, tanah dan jalanan, harus ada izinnya.
"Kalau saya pikir pembangunan gorong-gorong untuk lapangan tembak itu tidak ada izin," tambahnya.
Menurutnya, setelah banjir menimpa warga, Marinir sudah mendatangi rumah warga. "Tapi hanya memantau saja," ujar dia.
Selain itu, warga juga sudah datang ke kompleks Marinir untuk bertemu komandan, tapi tidak pernah bisa terwujud. "Hanya dipertemukan dengan Mayor saja," jelasnya.
Dia khawatir, perebutan lahan Kali Krukut sebanyak enam meter itu membuat banjir lima tahunan yang melanda pemukimannya akan bertambah parah. "Soalnya, banjir yang sekarang saja bisa mencapai dua meter," kata Hari.
Korps Marinir sebelumnya membantah jadi penyebab banjir besar di Pondok Labu. Pimpinan kesatuan militer itu justru menyesalkan sikap warga yang membangun tembok dan mempersempit sungai.
"Jadi, sungai itu satu sisi punya marinir, satu sisi ada di warga. Warga membuang sampah terus ke sungai, mereka juga memajukan lahan ke arah kami," kata Komandan Korps Marinir, Mayjen TNI M Alfan Baharudin, dalam perbincangan dengan VIVAnews.com.