- VIVAnews/Muhamad Solihin
VIVAnews - Air kembali meluap dari Kali Krukut di kawasan Pondok Labu, Jakarta Selatan. Ketua RT 11/ RW 03 Sugiyono mengatakan volume air terus meningkat sejak pagi hari. Semula volume air setinggi lutut orang dewasa, namun sekitar pukul 20.00 WIB volume air kembali naik mencapai satu meter lebih.
"Padahal tidak hujan cuma gerimis, jam 20.00 air naik menjadi 1 meter 20 cm," ujar Sugiyono kepada VIVAnews.com, Minggu, 13 November 2011.
Sugiyono mengaku warga tidak punya pilihan, selain pasrah dengan keadaan. Meski bantuan berupa obat-obatan sudah cukup memadai, namun ia tak menampik bahwa sejak wilayahnya terendam banjir kondisi kesehatan warga mulai menurun.
"Kalau penyakit kulit lalu dikasih salep, terus masuk ke air lagi kan sama saja bohong," ujarnya.
Menurut Sugiyono, yang dibutuhkan warga saat ini adalah kondisi Kali Krukut kembali normal dan penyempitan badan sungai dalam bentuk tanggul dan gorong-gorong bisa diatasi dengan baik.
"Kami akui memang sejak dulu di sini banjir, tapi tidak separah ini sampai berbulan-bulan," tandasnya.
Sebelumnya Komandan Jenderal Korps Marinir Alfan Bahrudin menyatakan untuk menanggapi keluhan warga di lima RT kelurahan Pondok Labu, Cilandak, Jakarta Selatan yang terkena banjir diduga akibat pelebaran lahan untuk latihan tembak Marinir, pihak Marinir berjanji akan melakukan pembongkaran tanggul yang dianggap penyebab air meluap.
Selain itu, sejumlah pemukiman warga yang berada di bantaran Kali Krukut akan direlokasi guna mengatasi banjir yang kerap melanda kawasan di Keluruhan Pondok Labu, Cilandak, Jakarta Selatan. Pembangunan waduk akan menjadi fokus pengentasan banjir di kawasan itu.
Sementara Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana, Sutopo Purwo Nugroho, sempat mengingatkan bahwa banjir akibat meluapnya Kali Krukut di Pondok Labu, Jakarta Selatan, berpotensi berulang kembali.
Sutopo memperkirakan banjir besar pada Minggu 30 Oktober 2011, akan terjadi lagi saat memasuki puncak hujan Januari-Maret 2012 mendatang.
"Banjir disebabkan curah hujan yang deras, saluran drainase yang buruk dan kapasitas palung Kali Krukut yang terus berkurang," kata Sutopo pada 1 November 2011 lalu.
Dia mengungkapkan penduduk di daerah aliran sungai (DAS) Krukut tercatat 109 orang per hektar, dan ini merupakan DAS terpadat penduduk di Jabodetabek. Akibatnya banyak masalah yang timbul, mulai dari persoalan sampah dan sanitasi lingkungan yang sangat tergantung pada distribusi penduduknya.(umi)