- VIVAnews/Tri Saputro
VIVAnews - Wakil Direktur Utama PT Kereta Api, Darmawan Daud menyarankan agar Serikat Pekerja PT KA membatalkan rencana aksi mogok massal pada 6 Desember 2011 mendatang. Sebab kereta api merupakan angkutan massal, sehingga dapat mengganggu kepentingan orang banyak.
"Kereta api ini kan banyak dipakai oleh masyarakat kelas bawah. Kami harapkan tidak ada pemogokan," ujar Darmawan di Gedung JRC, Jakarta Pusat, Selasa, 22 November 2011.
Serikat pekerja mengancam mogok selama tiga hari jika pemerintah tidak mengabulkan tuntutan mereka.
Mereka meminta pemerintah agar kereta api diberikan izin untuk menggunakan BBM bersubsidi dalam operasional pelayanan angkutannya, karena selama ini moda transportasi tersebut membeli BBM tanpa subsidi.
Darmawan berharap kereta api mendapat kesetaraan dengan transportasi darat lain terkait penggunaan BBM.
"Kami tidak minta subsidi, hanya kesetaraan. Kalau memakai BBM industri, seharusnya transportasi darat lain juga demikian halnya," ujarnya.
Darmawan menjelaskan bahwa selama ini PT KA memakai BBM industri yang tidak mendapat subsidi, yakni bahan bakar solar sebesar Rp 9.000 per liter. Sementara angkutan darat lain seperti truk memakai BBM bersubsidi sebesar Rp 4.500 per liter.
Darmawan menambahkan, beban BBM industri memakan biaya Rp4 miliar. Bila biaya BBM lebih besar dibanding transportasi darat lain, tentunya membuat PT KAI sulit bersaing.
"Hal ini membuat PT KA tidak bisa bersaing dengan transportasi darat lain," ucap dia. (adi)