- Agus Sulaeman
VIVAnews - Polisi masih melakukan penyelidikan terkait kematian dua suporter Timnas Indonesia yang tewas terinjak-injak dalam laga final SEA Games melawan Malaysia.
Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya, Komisaris Besar Baharudin Djafar mengatakan, kasus meninggalnya dua suporter tetap dilanjutkan. Pemeriksaan terhadap panitia penyelenggara sudah dilakukan.
"Penyelidikan tetap dilanjutkan, dan secara lisan pihak INASOC sudah diperiksa. Tapi secara pro yutistia belum," ujar Baharudin, Rabu 30 November 2011.
Sejauh ini, polisi belum menemukan unsur kelalaian dari penyelenggara terhadap kasus tersebut. Kasus ini berbeda dengan kasus ricuh antrean pembelian BlackBerry di Pasific Place beberapa waktu lalu.
Perbedaannya, kata dia, jika di GBK polisi sudah antisipasi sejak awal, jadi kami sudah memperdiksi banyaknya masyarakat yang akan datang ke tempat itu. Tapi kalau yang antrean Blackberry, tidak dijelaskan secara rinci berapa jumlah orang yang akan menghadiri acara itu.
Sebelumnya, INASOC sebagai pihak penyelenggara sudah mengakui lalai terkait penjualan tiket final SEA Games. Ditemukan banyak tiket palsu sehingga penonton yang datang sangat banyak.
Menurut Sekertaris INASOC DKI Jakarta, Ratiyono, pihaknya kecolongan dalam pembuatan tiket. Tidak tertutup kemungkinan tiket yang seharusya dicetak sebanyak 64.000 lembar itu dipalsukan. Pasalnya dalam pembuatan tiket, polisi sama sekali tidak dilibatkan.
Seharusnya untuk tiket itu dikoordinasikan dan disesuaikan dengan kapasitas. Rumusnya, paling tidak tiket yang terjual jangan melebihi kapasitas. Sehingga tidak terjadi antrean panjang.
Seperti diketahui, ratusan ribu suporter Indonesia memadati Stadion Utama Geora Bung Karno dalam laga final melawan Malaysia.
Tidak semua suporter timnas bisa masuk ke stadion. Aksi suporter yang menerobos pintu di sektor 15 terjadi. Beberapa orang mengalami luka dan dua orang di antaranya meninggal dunia karena terinjak-injak.
Kedua korban adalah Reno Alpino, 21, warga Cililitan, Jakarta Timur dan Aprilianto Eko asal Tangerang, Banten. (adi)