VIVAnews - Keinginan bocah berinisial Im menimba ilmu di SD Don Bosco, Kelapa Gading, Jakarta Utara pupus. Derita yang dialami sang ayah berimbas pada dirinya. Dengan alasan sang ayah penderita HIV, Im ditolak masuk sekolah tersebut.
Sebetulnya dalam seleksi tes masuk, Im sudah lolos. Namun karena keberatan sejumlah orangtua murid, Im terpaksa memendam impiannya. Penolakan atas Im disampaikan lewat pesan pendek kepada sang ayah, Fajar Jasmin Sugandhi. Sang ayah kemudian mengungkapkan galau hatinya di media sosial, Twitter, Kamis kemarin.
Disampaikan Fajar, ia akan menuntut pihak sekolah. Ia akan meminta ganti rugi secara damai atau kompensasi lain akan disumbangkan kepada penderita HIV lainnya.
Pihak sekolah hingga kini belum memberikan keterangan resmi mengenai kabar penolakan atas calon siswa bernisial Im.
Salah satu guru Don Bosco, Yopi Indra Setiawan, mengatakan pihak sekolah tidak mungkin menyampaikan penolakan lewat pesan pendek. Kalau ada calon siswa yang ditolak, biasanya dilakukan lewat prosedur resmi. Dan, meski mengajar di SMA sekolah yang sama, Yopi tahu persis SD Don Bosco masih kekurangan murid. Khusus untuk kelas satu, sekolah elit itu membutuhkan banyak siswa.
"Sangat butuh murid. Jumlah kelas ada dua, dan harus diisi 40 siswa untuk setiap kelas. Jadi kalau ada penolakan tidak mungkin," kata Yopi Indra.
Yopi Indra menduga isu yang beredar di twitterberasal dari saingan bisnis sekolah tersebut. "Bisa saja sekolah swasta lain yang berkelas internasional," katanya.
Laporan: Arnes Ritonga | Jakarta Utara, umi