- VIVAnews/Tri Saputro
VIVAnews - Sebanyak 20 orang dokter poliklinik di Rumah Sakit Umum Daerah Budhi Asih (RSBA) melakukan aksi mogok kerja. aksi ini didasari sikap manajemen rumah sakit yang dianggap tidak profesional. Mereka juga menutut kesejahteraan untuk para pegawai.
Akibat aksi ini, pelayanan pasien di poliklinik rumah sakit yang buka setiap hari Selasa jadi terganggu. Banyak pasien yang sudah mengantre lama terpaksa pulang karena dokter tidak memberi pelayanan.
"Kita ingin pelayanan yang lebih baik terhadap pasien dan menuntut kesejahteraan bagi para pekerjanya," ujar dr Asep Syaiful Karim Sp.PD, di RSUD Budi Asih, Jalan Dewi Sartika, Selasa, 20 Desember 2011. .
Tuntutan dokter adalah kesejahteraan bagi pekerja RSBA. Mereka meminta honor perawat honorer per bulan dinaikan sesuai dengan UMR, karena honor meraka saat ini hanya berkisar Rp600 ribu sampai Rp700 ribu per bulan.
Honor dokter spesialis hanya Rp1,6 juta per bulan, sedangkan honor shift jaga perawat pada sore hari hanya Rp8.000 per shift. "Tugas malam, mereka dapat Rp11 ribu per shift," ujar Asep yang juga Ketua Komite Fungsional yang Peduli dengan RSUD Budi Asih.
Menurut dr Asep, jangan sampai karena gaji yang kecil itu membuat kinerja pegawai tidak maksimal, dan meraka terpaksa mencari pekerja lain di luar jam kerja.
"Jangan sampai mereka terbirit-birit mencari nafkah di luar RSBA, akibatnya tidak fokus merawat pasien," ujarnya.
Tuntutan para dokter ini sebenarnya telah dilayangkan selama dua tahun terakhir. Seperti menuntut perbaikan fasilitas dan pelayanan di RSBA. Fasilitas rumah sakit dianggap jauh dari standar dan membahayakan pasien.
"Dua bulan lalu, tim dokter fungsional juga melakukan pelayanan gratis pada pasien selama seminggu tanpa di pungut biaya sebagai bentuk protes," katanya.
Menurut dr Daniel Effendy Sp.A, aksi ini sudah diinformasikan sejak seminggu lalu. Pengumuman telah ditempel di beberapa pintu rumah sakit. Tapi dicopot lagi oleh pihak manajemen.
Bantah Telantarkan
Ia juga membantah kalau para dokter yang melakukan aksi disebut telah menelantarkan Pasien. Sebagai pengganti, pasien dilayani tim dokter umum.
Sementara itu, Direktur Umum RSBA, Dr Nanang Hasani SpOG, MARS, juga membantah adanya pasien yang ditelantarkan. Pelayanan terhadap pasien di poliklinik di ambil alih dokter umum.
Salah satu pasien RS Budi Asih, bernama Mahdar, mengaku menunggu lama karena harus antre. Tapi setelah lama menunggu, dia terpaksa membawa pulang istrinya, Aulia Hasanah, karena dokter tidak mau memberi pelayanan.
"Saya kecewa sekali, obatnya sudah habis, kata dokter, jangan sampai lewat satu hari. Tapi sekarang tidak ada dokter yang melayani," ujar Mahdar.
Menurut Mahdar, bila obat terlewat, maka pengebotan untuk penyakit paru-paru istrinya akan diulang lagi dari awal. (ren)
Menlu Retno Marsudi Temui Wapres Klarifikasi soal Isu RI Akan Normalisasi Diplomatik Israel
Menteri Luar Negeri Retno Marsudi menemui Wakil Presiden Ma'ruf Amin untuk melaporkan mengenai konsistensi Indonesia dalam mendukung kemerdekaan Palestina.
