Sofyan: Kasus Saya Direkayasa

Mantan Kapolda Metro Jaya Mohammad Sofyan Yacob
Sumber :
  • tvOne

VIVAnews - Mantan Kapolda Metro Jaya, Muhammad Sofyan Jacob mengaku jika kasusnya sarat dengan rekayasa. Karena itu, dia minta dibuktikan atas tuduhan itu.

"Saya dilaporkan ke Polda (Metro Jaya) bilang saya buang tembakan, umbar tembakan, dengan bukti selongsong peluru. Dari mana selongsong peluru itu, (jatuh) dari langit apa. Ini semua rekayasa," katanya, saat ditemui VIVAnews.com di Denpasar, Bali, Rabu, 21 Desember 2011.

Sofyan mengaku tidak pernah membawa senjata api. Ada saksi yang melihat, saat dia akan bermain tenis meja di gedung olah raga Kompleks Resor Mediterania, Jakarta Utara.

"Main dengan Roy Inderajaya, pelatih saya Iwan. Tanya sama mereka, ada suara tembakan tidak, dengar tidak. Kalau dibilang begitu, itu dari mana. Rekayasa, ini yang saya sesalkan, saya disudutkan," ucapnya.

Rekayasa itu kata Sofyan, untuk mengusir dirinya dari perumahan elit tersebut. Warga juga dihasut untuk menandatangani peryataan bersama agar dirinya keluar dari kompleks, karena seluruh penghuni adalah warga keturunan.

"Dikumpulkan tandatangan agar saya keluar dari perumahan. Semua yang tinggal di perumahan itu keluarga keturunan, hanya saya yang pribumi. Saya katakan saya hidup dan mati di sini. Nanti saya akan bawa, orang yang tandatangan itu menjadi saksi," katanya.

Karena itu, Sofyan tidak habis pikir atas hal itu. Kendati begitu, ia menyerahkan sepenuhnya kepada kepolisian untuk menindaklanjuti kasus ini.

"Saya serahkan kepada penyidik. Silakan tanggapi orang melapor, tapi laporan saya juga proses. Silakan kasus ini berproses sampai pengadilan, agar terbukti mana yang benar, mana yang salah," ujarnya.

Kasus ini bermula sejak 1 tahun yang lalu. Sekitar akhir Mei 2010, jelas Sofyan, PT All Star akan menggelar kejuaraan tenis meja se-Indonesia, atas izin dari PT SMI Pusat. Selaku koordinator, Sofyan sudah meminta izin ke RW setempat dan sudah diberikan.

"Satu minggu sebelum kejuaraan, saya mendapat informasi ada upaya menggagalkan kejuaraan ini. Kemudian saya minta kepada karyawan saya untuk dilihat dan dijaga," terang Sofyan.

Suatu malam, cerita Sofyan, datanglah gerombolan orang dengan mengajak wartawan televisi swasta nasional. "Dia menyorot anggota saya. Mereka cabut umbul-umbul, spanduk dan lainnya. Mereka rusak. Karyawan saya dibawa ke Polsek Penjaringan dengan tuduhan akan membuat keonaran," katanya.

Pada bulan Agustus 2011, urainya, muncul lagi masalah. Sofyan mengaku tamu dan rekan dan pelatih tenis mejanya dilarang masuk areal kompleks perumahan.

"Ada teman kita namanya Roy Inderajaya didatangi oleh satpam, namanya John Ramon, ditarik disuruh keluar. Saya kaget, saya tanyakan ada apa. Kemudian saya ketemu seseorang yang mengaku sebagai koordinator sekuriti, namanya Ronny. Mike Kumontoy tiba-tiba telepon saya dia bilang, saya yang larang," tuturnya.

"Saya katakan tidak bisa begitu, ini negara hukum. Katanya bulan ramadan. Loh, kenapa diskriminasi sementara yang lain boleh. Saya laporkan itu ke Polsek Penjaringan. Ini diproses lagi. Dua bulan setelah laporan saya, muncul soal umbar peluru," imbuhnya. Laporan: Bobby Andalan| Bali (adi)

Usulan Kejaksaan Izinkan Lima Smelter Perusahaan Timah Tetap Beroperasi Disorot
Jemaah haji Indonesia mendengarkan khutbah Subuh jelang wukuf.

Cegah Informasi Simpang Siur, Jemaah Haji Diimbau Tak Bagikan Kabar Tidak Benar di Media Sosial

Menurut Direktur Bina Haji PHU Arsad Hidayat, jemaah haji diminta tidak asal membagikan informasi yang beredar di media sosial yang belum jelas kebenarannya.

img_title
VIVA.co.id
27 April 2024