Sudah 17 Orang Tewas di Jalur Transjakarta

Sterilisasi Jalur Busway
Sumber :
  • VIVAnews/Tri Saputro

VIVAnews - Berdasarkan catatan Badan Layanan Umum Transjakarta, selama Januari hingga Oktober 2011, sudah 17 orang meninggal dunia di jalur busway. Kecelakaan paling banyak berada di koridor 1 jurusan Blok M-Kota.

Angka itu terbilang cukup besar. Bahkan, bila dirata-rata dalam satu bulan sebanyak 1,42 persen orang meninggal dunia akibat kecelakaan di jalur transportasi massal itu. Sebanyak 22 orang luka berat dan 63 luka ringan.

Menurut Pengurus Harian Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) Tulus Abadi, bila dibandingkan dengan data 2010, jumlah kecelakaan menurun yakni sebanyak 303 kecelakaan. Tapi bila dilihat korban meninggal, angkanya meningkat.

"Pada 2010 yang meninggal mencapai 13 orang," ujar Tulus, Rabu, 21 Desember 2011.

Kecelakaan di jalur busway disebabkan beberapa faktor. Antara lain buruknya dan minimnya infrastruktur, seperti jembatan penyeberangan orangĀ  (JPO). Banyak sarana itu yang rusak atau bolong-bolong, dipenuhi pedagang kaki lima, pengemis. Masyarakat jadi malas menggunakannya.

"Bentuk jembatan yang meliuk-liuk dan terlalu panjang, membuat masyarakat malas menggunakan sarana ini," katanya.

Meski perilaku masyarakat pengguna jalan dan penyebrang jalan berulah demikian, sopir Transjakarta yang kerap ugal-ugalan dan melanggar lalulintas juga harus menjadi perhatian khusus.

"Tidak tegasnya petugas kepolisian, Dishub, satgas dalam menjaga strerilisasi koridor Transjakarta," kata dia.

Sementara itu, Ketua Dewan Transportasi Kota Jakarta, Azas Tigor Nainggolan mengatakan, kecelakaan lalulintas yang disebabkan oleh Transjakarta berkaitan dengan lemahnya penegakan hukum.

Sebanyak 90 persen kecelakaan Transjakarta bukan salah pramudi. Pengendara motor dan mobil yang masukĀ  jalur Transjakarta, harus jadi sorotan tersendiri.

"Jelas ada aturan, siapa saja yang masuk jalur itu kecuali Transjakarta adalah salah. Risikonya terjadi kecelakaan," jelas Tigor. (eh)

 KPU Minta MK Tolak Tudingan Suara Nasdem Berkurang dan Golkar Bertambah di Jabar 1
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin, The Interview

Menkes Ungkap Alasan Tingkat Stunting Indonesia Baru Turun 0,1 Persen

Menteri Kesehatan mengungkapkan alasan di balik angka prevalensi stunting di Indonesia baru turun 0,1 persen, dari 21,6 persen pada 2022 menjadi 21,5 persen pada 2023.

img_title
VIVA.co.id
9 Mei 2024