- Antara/ R Rekotomo
VIVAnews - Guna mencegah penyebaran virus flu burung, Balai Kesehatan Hewan dan Ikan Provinsi DKI Jakarta dan Sudin Peternakan Jakarta Timur melakukan pemeriksaan dan razia unggas sakit di kawasan Cipayung, Jakarta Timur.
"Dilakukan untuk mencegah peredaran virus H5N1 yang pada musim hujan kali ini mempengaruhi perkembangan virus," kata Kepala Suku Dinas Peternakan, Sabdo Kunianto di Jakarta, Selasa, 10 Januari 2011.
Razia unggas ini dilakukan untuk menegakkan aturan pemerintah daerah mengenai syarat yang mewajibkan bagi warga yang memelihara unggas.
"Harus berjarak 25 meter dari pemukiman, dan mendapat izin, sesuai Perda nomor 4 tahun 2007 tentang Pengendalian, Pemeliharaan dan Peredaran Unggas," ujar Sabdo.
Razia unggas akan di lakukan secara rutin untuk mencegah penyebaran virus. Berdasarkan pantauan VIVAnews.com, razia dilakukan di wilayah RW 2 RT 6 Kelurahan Cipayung, Jakarta Timur. Petugas membawa jaring untuk menangkap unggas yang akan diambil sampel darahnya.
Salah satu warga bernama Naman (51), yang kedapatan memelihara unggas yang kandangnya tidak lebih dari 25 meter dengan jarak pemukiman, mengaku ikhlas bila ayamnya yang jumlah sekitar 30 ekor harus dimusnahkan. "Ya saya rela tidak rela saja kalau memang sudah aturannya begitu," ujarnya.
Menurut paramedik kehewanan dari BKHI (Balai Kesehatan Hewan dan Ikan) Ragunan, Sarwito, saat memasuki musim penghujan kali ini, peredaran penyakit yang dialami unggas menyebar cukup cepat, termasuk peredaran virus Flu burung.
"Dalam kondisi cuaca seperti ini, bibit penyakit lebih cepat berkembang dibanding musim panas," ujar Sarwito.
Secara serentak, sweeping unggas dilakukan di Jakarta Barat dan Jakarta Selatan. Di kawasan Tebeb Barat, petugas membakar lima kandang unggas yang dekat dengan pemukiman warga. Pemeriksaan darah unggas dilakukan terhadap tiga ekor ayam pelung dan dua pasang burung merpati.
Sementara itu, terkait hasil laboratorium pengambilan sampel darah dan kotoran unggas di lokasi kejadian korban meninggal yang diduga akibat suspect flu burung, seluruhnya negatif terjangkit virus H5N1. Sebanyak 53 unggas yang diambil sampel darah, diketahui bahwa seluruh hewan peliharaan itu negatif atau bebas virus.
Sebelumnya, PDY, warga Sunter yang berusia 23 tahun, diduga suspect flu burung. Ia meninggal dunia Sabtu 7 Januari 2012. Pria yang sehari-hari bekerja sebagai tukang las itu memiliki peliharaan unggas berjenis burung merpati di sekitar tempat tinggalnya. (eh)