- inmagine
VIVAnews - Banyak pasangan tidak dapat memiliki anak, dan mereka terpaksa mengapdosi untuk mendapatkannya. Namun, tidak semua kisah tentang anak angkat ini berjalan baik. Seorang dokter bernisial S malah menyiksa dan memperlakukan anak angkatnya sebagai pembantu.
Kisah kelam itu dirasakan Li, 12 tahun, bocah yang tinggal di panti asuhan di kawasan Tangerang, Banten. Tidak lama di panti asuhan, Li kemudian diadopsi dokter S. Berdasarkan penjanjian dalam proses adopsi, Li dijanjikan akan disekolahkan.
Namun, Li ternyata diperlakukan layaknya pembantu dan kerap disiksa. Karena tidak tahan, Li lantas melarikan dari rumah si dokter. Seorang pekerja konfeksi bernama Entin menemukannya dalam keadaan setengah sadar di Jalan Daan Mogot, pada 3 Januari 2011 lalu.
Kejadian ini kemudian dilaporkan ke polisi. Pos Advokasi dan Kepedulian terhadap Anak (PAKTA) mendampingi Li untuk menjalani proses hukum dalam kasus penganiayaan ini. Hari ini Li menjalani pemeriksaan di Polda Metro Jaya, setelah kasusnya dilaporkan ke polisi.
Penyidik Remaja Anak, dan Wanita (Renakta) Ditreskrimum Polda Metro Jaya yang menangani kasus ini. Menurut Hartini, aktivis PAKTA, pemeriksaan Li hari ini adalah yang pertama. Akibat penganiayaan itu, Li masih trauma.
"Iya, ini pertama kali pemeriksaanya, agendanya akan di-BAP," ujar Sri Hartini, pendamping Li dari PAKTA, di Polda Metro Jaya, Jumat, 20 Januari 2012.
Dari pantuan VIVAnews.com, saat tiba di Polda Metro Jaya, Li tampak mengenakan baju muslim warna merah marun dengan memakai kerudung panjang. Tidak terlihat kecemasan dari wajah Li. Ia terlihat tenang, meski tak banyak bicara. Saat ini, proses pemeriksaan masih berlangsung.
Sebelumnya, Li sudah mengalami kekerasan sejak kelas III SD. Sejak kecil, Li kerap disiksa bapak tirinya. Keberadaan ibu kandung Li tidak jelas, karena gemar berganti pasangan dan sempat menikah dengan tujuh pria.
Oleh ayah tirinya, Li sempat disiksa karena dianggap tidak becus mengurus adik-adiknya. Li dan kakak tirinya pun akhirnya melarikan diri bersama dari rumah mereka.
Namun dalam pelarian, sang kakak tak sanggup mengasuh Li sampai akhirnya ditinggalkan di panti asuhan di kawasan Tangerang. Li kemudian diadopsi seorang dokter yang memperlakukannya sama dengan ayah tirinya. (adi)