Buruh Tewas di Instalasi Pengolah Limbah

Instalasi Pengolahan Air Limbah
Sumber :
  • VIVAnews/ Erik Hamzah

VIVAnews - Isak tangis mewarnai pemakaman Almarhum Madanih alias Acong (45) di rumahnya, Dusun III Kampung Pisangan Baru RT 10 RW 06 Desa Satria Mekar, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, Minggu 22 Januari 2012 sekitar pukul 10.00 WIB.

Acong merupakan karyawan pabrik kertas PT Noree Indonesia di Jalan Raya Kebalen KM 7,8 Kecamatan Babelan Kabupaten Bekasi yang meninggal dunia setelah terjatuh ke bak Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) milik perusahaan itu.

Korban yang sudah bekerja sejak 1985, diduga terjatuh sekitar pukul 00.00 WIB Minggu dinihari 22 Januari 2012. Dia baru ditemukan sekitar pukul 03.00 WIB setelah salah satu karyawan menemukan ada sandal mengambang di bak IPAL tersebut.

“Awalnya dia (korban) disangka pulang tapi keluarga bilang belum. Jaketnya masih di ruang maintenance. Terus korban dicari keliling pabrik. Saat ada sandal mengambang, bak kemudian dikuras. Korban ditemukan sudah tidak bernyawa,” ujar Mujib (40) rekan korban yang melakukan evakuasi jenazah dari dalam bak, Minggu 22 Januari 2012.

Evakuasi dengan alat seadanya dilakukan oleh dua orang karyawan. ”Ketika ditemukan korban dalam keadaan tengkurap. Tubuhnya penuh bubur kertas sisa limbah,” katanya.

Usai ditemukan korban dibawa ke klinik perusahaan. Sayangnya korban tidak perlakukan manusiawi, hanya digeletakkan begitu saja tanpa alas dan tanpa ada penanganan medis apapun. Setelah menunggu selama tiga jam lebih, keluarga kemudian berinisiatif membawa pulang jenazah korban sekitar pukul 06.30 WIB.

Kemenhub Pastikan Mudik 2024 Lancar, Intip Daerah Tujuan Terbanyak hingga Angkutan Terfavorit

“Manajemen juga tidak menyediakan ambulans, sehingga terpaksa kami bawa pakai mobil yang ada di perusahaan,” Kata Roy Aminudin (40) adik korban.

Madanih (45) yang tewas terjatuh Instalasi Pengolahan Air Limbah

Roy juga menyayangkan tidak adanya pengaman berupa pagar mengelilingi bak IPAL untuk mencegah adanya karyawan yang terjatuh ke dalam bak tersebut. “Perusahaan sebesar itu, cuma untuk buat pagar pengaman saja kok tidak bisa? Ini penting untuk mencegah kejadia serupa. Minimal ada tangga darurat supaya orang yang terjatuh bisa naik ke atas,” katanya.

Korban sendiri diduga terjatuh dan tidak diketahui oleh karyawan lain karena situasi pabrik yang sepi jika shift III (malam). “Ini korban ketiga dan pertama kali yang meninggal. Saya tidak mau kejadian ini terulang,” kata Roy. Korban meninggalkan satu istri Haeroni dan dua anak Eka Prayoga (20) dan Ade Dwi Prayoga (14).

Sementara itu Staff HRD PT Noree Indonesia, Bahrudin mengatakan, IPAL yang merengut satu korban jiwa dibuat sejak tahun 1999. Desainnya dibuat oleh Balai Besar Kertas Bandung Jawa Barat, atas persetujuan Dinas Perindustrian setempat. “Kami tidak bisa buat pagar di sekitar bak karena ada ‘rotari’ atau alat berputar untuk mencairkan limbah yang berupa bubur kertas supaya tidak beku,” katanya.

Meski begitu, perusahaan sudah membuat standar pengamanan berupa larangan operator mesin untuk mendekat. “Jarak aman 1,5 meter dan karyawan yang bertugas wajib pakai pelampung,” katanya. Di lingkungan pabrik ada 5 bak penampungan.

Bak IPAL bernama Clarifiel yang menelan korban sendiri diameternya 6 meter dengan kedalaman 6 meter. "Perusahaan sudah bertanggung jawab semaksimal mungkin, dan menanggung semua biaya pemakaman. Kami juga akan berikan santunan kepada keluarga korban," katanya.

Kasus tenggelamnya karyawan di bak IPAL perusahaan sudah ditangani pihak Kepolisian Sektor Babelan Kabupaten Bekasi. Polisi juga sudah memasang garis polisi untuk penyelidikan lebih lanjut. Belum ada yang ditetapkan sebagai tersangka dalam kasus ini. “Kami terima laporan pagi tadi, sudah beberapa ada orang dari perusahaan yang kita mintai keterangannya,” kata Kasubag Humas Polsek Babelan Bripka Anwar F. (umi)

5 Minuman Alami Bantu Atasi Radang Tenggorokan Selama Puasa
Ilustrasi perkelahian dan pengeroyokan.

4 Pria Terkapar Babak Belur di Depan Polres Jakpus, 14 Anggota TNI Diperiksa

Para anggota TNI itu diduga tak terima Prada Lukman dikeroyok sejumlah preman di Pasar Cikini, Rabu, 27 Maret 2024. Prada bela ayah rekannya yang dipalak kawanan preman

img_title
VIVA.co.id
29 Maret 2024