Pengakuan Para Tahanan Kabur

Barang Bukti Yang Di Gunakan Untuk Kabur Oleh Tahanan
Sumber :
  • VIVAnews/Anhar Rizki Affandi

VIVAnews - Tim gabungan dari Polsek Metro Cempaka Putih dan Polres Metro Jakarta Pusat telah menangkap 12 tahanan yang kabur. Berdasarkan pengakuan para tahanan, mereka sudah merencanakan aksi ini selama setengah bulan.

Dari pemeriksaan, otak perencana pelarian itu adalah tahanan kasus pencurian kendaraan bermotor bernama Ocky Inka Hariyadi. Tapi pelarian seluruh tahanan ini tidak lepas dari bantuan Risti, istri Ocky yang menyelundupkan perkakas ke dalam tahanan untuk memotong terali besi.

Toni Rahman, salah satu tahanan mengakui bahwa bersama 11 tahanan lain, setiap malam mereka selalu membicarakan strategi untuk kabur. Sejumlah cara, seperti menggergaji teralis dan mengelas jeruji sudah mereka siapkan secara matang.

"Kalau menggergaji teralis ketahuan, kita pakai cara ngelas. Tapi untungnya semua cara tidak ketahuan," ujar Toni kepada VIVAnews, Jumat 10 Februari 2012.

Toni yang menjadi tahanan kasus narkoba Polsek Cempaka Putih,  sudah mendekam selama satu bulan. Ide awal untuk melarikan diri muncul ketika  seluruh tahanan merasa jenuh. Karena memikirkan untuk bertemu keluarga, mereka akhirnya merencanakan kabur.

"Jarang bertemu keluarga. Mereka hanya datang seminggu sekali," katanya.

Rasa bosan dan tidak betah berada di dalam penjara menjadi alasan utama. Setiap hasil diskusi, disampaikan Ocky kepada istrinya yang menjeguk. Seluruh alat yang dibutuhkan untuk kabur kemudian mulai dipasok Risti.

Setelah mendapatkan perkakas seperti gergaji, kunci pas ukuran 10 dan 12, kunci ring, tang, pisau, obeng, mereka mulai memikirkan untuk memotong jeruji. Tapi cara ini dianggap belum cukup dan mereka kembali meminta dipasok lilin, tabung gas Butaane Fuel Catridge merk HI-Cook dengan besart 230 gram, pematik yang di dapat dari teman Eko yang kemudian dibawa oleh Istri Ocky ketahanan untuk mengelas.

"Gergaji disembunyikan di paha oleh istri Ocky, sedangkan sisanya disembunyikan di dalam tas," Kata Toni.

Setelah semua perkakas sudah lengkap, lima tahanan yakni Toni Rahman, Eko Prihatin, Suwardi, Aji Tri Mulyani dan Ocky Inka Hariyadi secara bergantian mulai menggergaji teralis besi. Agar cepat, mereka juga mengelas teralis agar mudah mencopotnya. Semua mereka lakukan pada malam hari selama satu minggu, dan satu orang bekerja selama 15 menit.

Setelah hari ke 7, teralis berhasil dilepas. Para tahanan lari tepat pukul 02.00 WIB. Tapi saat akan kabur, salah satu penjaga warung memergoki mereka. Sejumlah tahanan mengancam penjaga warung dan sempat juga memukulinya.

"Saya lari urutan ke enam. Tapi saya tahu ada penjaga warung yang dipukul karena melihat kita  kabur," ujar Toni.

Pengakuan berbeda diperoleh VIVAnews dari tahanan bernama Suprapto, yang terjerat kasus narkoba. Suprapto mengaku tidak mengetahui rencana pelarian ini. Tetapi tahanan yang baru mendekam dua minggu ini mengaku ikut memukul penjaga warung.

Saat bebas, Suprapto lari ke kawasan Bogor, Jawa Barat. Dia tinggal di rumah temannya selama tiga hari. Suprapto mengabarkan kepada keluarganya tentang pelariannya dari tahanan. Ia kemudian ditangkap dengan mudah oleh polisi.

Sementara Ibrahim, mengaku lari dari tahanan karena rindu dengan anaknya yang baru lahir satu bulan lalu.

"Kangen ingin gendong anak. Saya kabur dan bantu ngelas teralis," kata Ibrahim.

Hingga kini polisi masih memeriksa seluruh tahanan yang kabur. Demikian juga dengan dua orang yang membatu pelarian ini.

Chelsea Proteksi Raheem Sterling dari Hinaan Fans
Presiden Joko Widodo (Jokowi)

Jumat Agung, Presiden Jokowi Ajak Resapi Makna Pengorbanan Yesus Kristus

Presiden Joko Widodo, turut menyampaikan ucapa selamat Jumat Agung kepada umat Kristiani, yang jatuh pada hari ini, Jumat, 29 Maret 2024. Pengorbanan Yesus bisa diresapi.

img_title
VIVA.co.id
29 Maret 2024