- VIVAnews/Fernando Randy
VIVAnews - Penggiat aksi damai #IndonesiaTanpaFPI dan #IndonesiaTanpaKekerasan menyatakan ada kesimpangsiuran informasi mengenai aksi mereka di Bundaran Hotel Indonesia, Jakarta, pada 14 Februari 2012 lalu. Juru bicara #IndonesiaTanpaFPI dan #IndonesiaTanpaKekerasan, Mariana, mengatakan tuntutan aksi mereka bukanlah untuk membubarkan Front Pembela Islam.
"Melainkan untuk menghentikan kekerasan demi kekerasan yang dilakukan baik oleh FPI maupun ormas-ormas lainnya," kata Mariana di kantor Lembaga Hukum Indonesia, Jakarta Pusat, Minggu, 19 Februari 2012.
Mariana menegaskan penggunaan nama #IndonesiaTanpaFPI sendiri bisa dikatakan sebagai sebuah simbol. Ke depannya, aksi damai juga akan dilakukan untuk menolak kekerasan-kekerasan lain, termasuk premanisme.
"Pada akhirnya kami juga menolak segala bentuk kekerasan, sebagai bentuk ekspresi kemarahan dan rasa kecewa pada negara yang melakukan pembiaran, termasuk aksi premanisme," katanya.
Menurut Mariana, kekerasan demi kekerasan terus saja terjadi dan negara seperti tidak kunjung bertindak tegas.
"Tujuan kami adalah mengajak dan menggugah kesadaran masyarakat bahwa kekerasan yang dibiarkan ini tak bisa dibenarkan dalam alasan apapun," tuturnya.
Mariana menuturkan kelompoknya tetap akan terus menggelar aksi damai. Gerakan ini juga akan merespons serta mengklarifikasi beberapa isu yang berkembang belakangan ini.
"Kami mau buat aksi damai yang sifatnya lebih awam, seperti membagi-bagikan pin, menginformasikan melalui sosial media," kata dia. (kd)
Bikin Resah Masyarakat Madura, 3 Konten Kreator Film Guru Tugas Ditahan
Penyidik Subdit Siber Direktorat Reserse Kriminal Khusus Kepolisian Daerah Jawa Timur menetapkan S, Y, dan A sebagai tersangka dalam kasus film pendek Guru Tugas.
