- VIVAnews/Luqman Rimadi
VIVAnews - Isak tangis pecah di rumah duka Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo saat jenazah Stanley Wenno, selesai diotopsi. Keluarga tak kuasa menahan derasnya air mata begitu melihat jasad korban penyerangan di rumah duka RS Pusat Angkatan Darat Gatot Soebroto, Jakarta Pusat dini hari tadi dipindahkan ke ruang persemayaman.
Berdasarkan pantauan VIVAnews, istri korban, Sumiati, dan anaknya BW terus meratapi kepergian Stanley. Dengan tatapan kosong, Brian tak henti-hentinya menatap wajah ayahnya yang sudah dimasukkan ke dalam peti.
Begitu juga Ibu mertua Stanley, Misna. "Maafkan Ibu ya Nak," kata Misna terisak. Dengan tatapan kosong, Brian terus menatap wajah ayahnya di dalam peti.
Ia berharap pembunuh menantunya dihukum berat. "Pokoknya yang bunuh dia harus dihukum, saya tidak ridho," ucapnya.
BW mengaku sangat terpukul. "Sedih sekali, padahal saya sebentar lagi mau ujian," ujar siswa kelas 6 SDN 01 Kramat, Jakarta Pusat ini.
Namun kepergian Stanley tidak serta merta membuat dia patah arang. BW berjanji untuk tetap sekolah dan menggapai cita-cita. BW mengaku ingin menjadi pemain sepakbola. "Saya tidak ingin seperti Papa, ngeri," kata bocah 12 tahun ini.
Selain keluarga, tampak juga teman-teman Stanley berdatangan untuk menyaksikan persemayaman pria yang berprofesi sebagai debt collector. Mereka tertunduk sedih.