Bagaimana Stasiun MRT Jakarta Tangkal Banjir

Pencanangan Persiapan Pembangunan MRT
Sumber :
  • VIVAnews/Ikhwan Yanuar

VIVAnews - Pembangunan fisik angkutan umum mass rapid transit (MRT) Jakarta rencananya akan dimulai pada akhir tahun 2012. Sebanyak 13 stasiun, yakni tujuh stasiun layang dan enam stasiun bawah tanah, akan dibangun pada pembangunan tahap I dengan rute Lebakbulus-Bundaran Hotel Indonesia (HI).

Terkait pembangunan stasiun bawah tanah, untuk mengantisipasi masuknya air hujan atau banjir ke dalam stasiun, pihak PT MRT Jakarta telah mendesain tinggi masing-masing stasiun sesuai dengan siklus banjir 200 tahunan.

Menurut Head of Corporate Communications PT MRT Jakarta, Manpalagupta Sitorus, desain masing-masing stasiun MRT telah melalui serangkaian studi kelayakan sesuai daerahnya masing-masing.

"Tinggi stasiun MRT akan disesuaikan dengan siklus banjir 200 tahunan, nantinya juga akan ada pintu pelindung banjir. Sehingga tidak perlu khawatir jika musim hujan tiba dan terjadi banjir maka stasiun bawah tanah juga akan terkena dampaknya," ujar Manpalagupta, di Jakarta, Rabu, 1 Agustus 2012.

Manpalagupta mengatakan dari enam stasiun bawah tanah yang akan dibangun, Stasiun Bendungan Hilir akan dibuat dengan konstruksi bangunan yang paling tinggi dibanding lima stasiun lainnya. Sebab, menurut hasil studi, daerah Bendungan Hilir saat hujan berpotensi terjadi genangan air lebih tinggi.

"Desain stasiunnya nanti akan ada undakan tangga yang cukup tinggi menuju pintu masuk stasiun bawah tanah Bendungan Hilir, baru kemudian turun ke bawah tanah," katanya.

Manpalagupta menjelaskan, teknis pembangunan stasiun seperti ini sudah dipraktikkan lebih dulu oleh beberapa kota di negara lainnya yang juga memiliki riwayat banjir seperti Jakarta. Contohnya Singapura dan Jepang.

"Dan itu berhasil diterapkan. Maka dari itu, di Jakarta juga akan diterapkan hal yang sama," katanya.

Seperti diketahui, MRT yang berbasis rel rencananya akan membentang sekitar 110,3 kilometer, yang terdiri dari Koridor Selatan–Utara (Koridor Lebak Bulus-Kampung Bandan) sepanjang 23,3 kilometer dan Koridor Timur–Barat sepanjang 87 kilometer.

Pembangunan Koridor Selatan-Utara dari Lebak Bulus-Kampung Bandan dilakukan dalam dua tahap, yakni Tahap I yang akan dibangun terlebih dahulu menghubungkan Lebak Bulus sampai dengan Bundaran HI sepanjang 15,2 kilometer dengan 13 stasiun (7 stasiun layang dan 6 stasiun bawah tanah) ditargetkan mulai beroperasi pada akhir 2016.

Tahap II akan melanjutkan jalur Selatan-Utara dari Bundaran HI ke Kampung Bandan sepanjang 8,1 kilometer yang akan mulai dibangun sebelum tahap I beroperasi dan ditargetkan beroperasi 2018, dipercepat dari target awal 2020. Untuk tahap ini studi kelayakannya sudah selesai. Sementara itu, Koridor Barat-Timur saat ini sedang dalam tahap pre-feasibility study. Koridor ini ditargetkan paling lambat beroperasi pada 2024- 2027.

Wakil Ketua DPD Mahyudin Harap Keberhasilan Timnas Indonesia U-23 Memotivasi Anak Muda Bangsa
Ilustrasi madu

Bukan Dibakar, Begini Cara Buktikan Keaslian Madu Murni

Perlu digarisbawahi bahwa hanya madu murni yang berkhasiat bagi kesehatan, bukan madu yang sudah dicampurkan dengan pengawet atau pemanis

img_title
VIVA.co.id
26 April 2024