- VIVAnews
VIVAnews - Dewan Pimpinan Pusat Partai Golkar membebaskan kadernya untuk memilih pasangan calon gubernur dan wakil gubernur pada Pilkada DKI Jakarta putaran dua. Apa alasannya?
Ketua DPP Golkar, Hadjriyanto Y Tohari, mengungkapkan alasannya. Pertama, karena partai Golkar sudah tidak memiliki calon lagi di pemilihan gubernur DKI Jakarta putaran kedua September mendatang. "Untuk apa terlalu bersemangat," kata Hadjrianto di Jakarta, Selasa 7 September 2012.
Alasan kedua, untuk menghindari prasangka adanya politik transaksional dengan calon atau partai politik tertentu.
Selain itu, Golkar juga memikirkan bahwa pilkada DKI Jakarta memiliki pemilih yang berkarakter bebas, rasional dan memiliki ideologi politik. Sehingga dinilai tak perlu menggiring untuk memilih kandidat tertentu.
"Jadi sikap partai yang paling pas adalah membebaskan warganya dalam memilih. Itu sikap yang paling realistis dan rasional," kata dia.
Minggu 5 Agustus lalu Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Partai Golkar DKI Jakarta mendeklarasikan dukungan kepada pasangan calon gubernur dan wakil gubernur DKI, Fauzi Bowo-Nachrowi Ramli.
Menurut Sekretaris DPD DKI Jakarta, Zainuddin, Golkar DKI telah menetapkan keputusan ini dalam Rapat Pimpinan Daerah (Rampimda), kemarin, Sabtu, 4 Agustus 2012.
Keputusan untuk mendukung pasangan calon nomor urut 1 ini, kata Zainuddin, didasarkan oleh beberapa alasan. Di antaranya, Golkar menilai, Jakarta membutuhkan gubernur yang sudah teruji dan paham seluk beluk ibukota. Namun, sikap yang berbeda justru dari DPP Partai Golkar. (adi)