- VIVAnews/Fernando Randy
VIVAnews - Dinas Perhubungan (Dishub) DKI Jakarta sangat menyesalkan tindakan PT Jakarta Express Trans (JET) yang dianggap tidak profesional karena belum membayar uang tunjangan hari raya (THR) kepada karyawannya.
"Seharusnya mereka bekerja secara profesional. PT JET yang harus bertanggung jawab," kata Kepala Dinas Perhubungan DKI Jakarta, Udar Pristono, usai Apel Siaga Pengendalian Arus Mudik dan Arus Balik Idul Fitri 1433 Hijriah, di Lapangan Silang Monas, Senin, 13 Agustus 2012.
PT JET adalah perusahaan yang mengoperasikan bus Transjakarta. Menurut Pristono, akan ada sanksi kepada operator yang lalai. Sebab, dalam perjanjian kerjasama, tercantum hak dan kewajiban. Sanksi diberikan sesuai kesalahan. Sanksi paling ringan adalah peringatan, lalu pembekuan, dan pencabutan
"Semoga persoalan ini tidak berlarut-larut,"ujarnya. Pristono menyampaikan maaf kepada masyarakat atas ketidaknyamanan yang ditimbulkan. Peristiwa ini adalah persoalan internal PT JET. Mestinya THR sudah diberikan paling telat H-7 Lebaran.
Seperti diketahui, sejak pukul 05.00 WIB, 400 awak bus Transjakarta Koridor I Blok M-Kota mogok kerja lantaran belum menerima THR. Akibatnya, terjadi penumpukan penumpang di setiap halte sepanjang koridor I.
Menurut Kepala BLU Transjakarta, M Akbar, PT JET telah melakukan pertemuan dengan para pramudi. Setelah dilakukan musyawarah, akhirnya puluhan pramudi tersebut bersedia kembali bekerja. Rabu pekan ini, mereka berjanji akan membayar THR karyawan.
Ditambahkan Akbar, PT JET 2007 lalu memang selalu rugi. Sejak itulah, PT JET selalu mencari pinjaman pihak ketiga untuk membayar gaji dan THR karyawan tahun-tahun sebelumnya.
Pada Koridor I ada 90 bus yang biasa mengangkut penumpang. Sementara jumlah pramudi mencapai 200 orang. Mogok kerja dilakukan mulai pukul 05.00-08.00. Selanjutnya bus Transjakarta Koridor I akan beroperasi seperti biasa hingga pukul 23.00.
Selain Koridor I, PT JET juga menjadi operator pada Koridor X (PGC-Tanjung Priok). Hal sama juga terjadi pada koridor itu. BLU Transjakarta juga mengirimkan 10 bus bantuan dari Koridor IX.
DPP Berani Ungkap Indonesia sedang Dilanda Krisis Paling Berbahaya
Ketua DPP BERANI, Lorens Manuputty menyoroti tiga krisis yang terjadi di Indonesia saat pelantikan tersebut. Menurut dia, Indonesia saat ini sedang mengalami krisis yang
