- Tribun
VIVAnews - Terdakwa kasus pembunuhan Christopher Melky Tanujaya--siswa pemenang olimpiade matematika Singapura--, Abdul Jalil (24), dihukum 10 tahun penjara. Vonis itu dibacakan oleh hakim Pengadilan Negeri Jakarta Utara, Kamis 16 Agustus 2012.
"Terdakwa terbukti telah melanggar Pasal 338 KUHP tentang pembunuhan," ujar Ketua Majelis Hakim, H Zaini membacakan vonis.
Putusan ini langsung disambut riuh protes dari pengunjung sidang yang sebagian besar adalah tetangga Abdul di Gang Wira Bumi, Jalan Bhakti, Penjaringan, Jakarta Utara. Para tetangga Abdul itu menuding sidang ini direkayasa.
Sementara itu, di sepanjang persidangan, Abdul Jalil alias Adul alias Ayub meminta keadilan berpihak padanya karena merasa telah dipaksa untuk mengakui pembunuhan yang tak dilakukannya. Putra sulung dari pasangan Nasir (41) dan Rasyni (41) tersebut hanya tertunduk lesu ketika majelis hakim memutuskan hukuman 10 tahun penjara ini.
Pengacara Abdul Jalil, Supandi akan banding atas keputusan pengadilan tersebut. Supandi mengatakan Abdul dan orang tuanya telah menjadi korban rekayasa penangkapan yang dilakukan aparat kepolisian.
Supandi mengatakan, pada 23 Agustus mendatang akan menyampaian banding. "Kami khawatirnya ini rekayasa penangkapan, karena kasus seperti itu kan bukan pertama kali terjadi," katanya.
"Dakwaan yang selama ini disampaikan pihak Jaksa Penuntut Umum yang didasarkan penyidik itu tidak sesuai dengan keterangan-keterangan saksi," kata maman Suparman, pengacara Abdul Jalil lainnya.
Abdul ditangkap pada Kamis 8 Desember 2011 atas kasus penusukan bermotif perampokan BlackBerry di Pluit Selatan, Penjaringan, Jakarta Utara. Dalam kasus itu, Christopher Melky Tanujaya, 16 tewas.
Menyelami Dampak Negatif FOMO pada Pengguna Media Sosial
Fenomena FOMO, yang ditandai oleh perasaan tidak nyaman karena merasa tertinggal dalam hal-hal tertentu, menjadi perhatian dalam diskusi.
