Siapa Lenny, Korban Penembakan di Kebayoran Lama
VIVAnews - Secara tiba-tiba, mobil box Mitsubishi B 9091 VJ diberondong tembakan oleh empat pelaku menggunakan senjata api yang diduga FN di Jalan Raya Cidodol, Kebayoran Lama, Jakarta Selatan.
Mobil tersebut diisi oleh dua orang yang bernama Liong Laeni Ernawati, 45, dan Sin Harjo Budiarta, 44. Liong alias Lenny menjadi korbas atas peristiwa tersebut.
Dia ditembak di bagian punggung sebelah kiri dan peluru tersebut menembus ke leher sebelah kanan. Suaminya sendiri yang menyupir mobil tersebut tidak mengalami kekerasan sedikitpun.
Polisi masih mendalami kasus tersebut, mulai dari pelaku hingga motif penembakan. Sebab tidak ada barang berharga milik korban yang diambil oleh pelaku. Dugaan pembunuhan berencana pun masih ditelusuri.
Berdasarkan keterangan suaminya dihadapan penyidik, Pekerjaan Lenny merupakan pengusaha perabot rumah tangga yang berjualan di pasar Kebayoran Lama. Lenny beserta keluarga tinggal di Perum Permata Hijau, Cipulir, Kebayoran Lama, Jakarta Selatan.
Menurut Ketua RT 11 RW 12 yang bernama Madarid, Lenny mempunya tiga orang anak dan sudah tinggal sejak 15 tahun di perumahan tersebut. Selama ini, Lenny tidak pernah mempunyai kartu tanda penduduk.
"Dia tinggal di sini cuma nggak punya KTP di sini. Kurang lebih 15 tahun tinggal di sini. Selama tinggal di sini dia orangnya tertutup, tidak pernah sama sekali menyapa," ujar Madarid, Kamis 25 Oktober 2012.
Ditambahkan dia, Lenny juga seseorang yang tidak pernah memberikan sumbangan dalam kegiatan RT, misalnya setiap acara kemerdekaan, pengurus RT selalu meminta dana untuk berbagai acara, tetapiĀ dia tidak pernah memberikan sumbangan tersebut.
Selama menjadi warganya, kata dia, Lenny dan keluarga memang tidak pernah mempunyai masalah dengan tetangga atau lingkungan sekitar.
Sepengetahuannya, Lenny memang mempunyai usaha berupa toko yang bernama Sumber Rezeki. "Menurut informasi yang beredar si ibu ini kaya raya," sambungnya.
Terkait dengan kepemilikan identitas, dirinya pernah menghimbau kepada Lenny dan keluarganya untuk membuat kartu tanda pendidikan dan kartu keluarga, tetapi hingga saat ini tidak pernah direspon.
Sebelum Kejadian, Toko Tutup Lebih Cepat
Pasca kejadian penembakan terhadap Lenny, toko perabotan rumah tangga tersebut langsung tutup. Pasalnya keluarga sedang dalam keadaan berduka. Pihak kepolisian sendiri langsung mengumpulkan para karyawan toko untuk meminta keterangan yang dibutuhkan.
Pengumpulan karyawan tersebut dipimpin langsung oleh Wakapolres Metro Jakarta Selatan, Ajun Komisaris Besar Jacob Prayogo secara tertutup, tidak ada penjelasan mengenai pertemuan itu.
Menurut salah satu karyawan toko yang bernama Doni, dirinya sangat kaget ketika mengetahui bosnya meninggal mengenaskan. Dari beberapa hari yang lalu, memang toko tersebut tidak seperti biasanya, di mana tutup lebih awal dari jam biasanya.
"Empat hari belakangan ini, toko tutup jam 18.00 WIB. Biasanya 19.00 WIB malam baru beres-beres. tutup toko cepat juga permintaan ibu," kata Doni.
Meski asing dengan sistem perubahan operasional toko tersebut, Doni dan para karyawan toko lainnya mulai membiasakan diri. Doni sendiri bekerja sudah 1 tahun di toko tersebut.
Dijelaskan Doni, dirinya bersama dengan 13 karyawan digaji oleh Lenny perhari, dengan biaya Rp40-50 ribu. Dirinya juga mengaku tidak dekat dengan Lenny. "saya juga jarang ngobrol sama beliau, paling soal kerjaan, soal harga-harga," kata dia. (eh)