- VIVAnews/Ikhwan Yanuar
VIVAnews - Gubernur DKI Jakarta, Joko Widodo, sudah bertemu Menko Perekonomian Hatta Rajasa, guna membahas masalah proyek pembangunan moda transportasi massal Mass Rapid Transit (MRT).
Jokowi sudah menjadwalkan kembali bertemu Hatta guna menentukan keputusan akhir mengenai megaproyek ini.
"Dua hari lagi ketemu lagi, tinggal keputusan akhir. Ini mengenai sharing investasi. Kami pokoknya minta Pak Menko bisa memberikan jalan keluarnya," kata Jokowi di pangkalan Angkatan Udara Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur, Selasa, 18 Desember 2012.
Terkait hal ini, Menko Perekonomian Hatta Rajasa berharap pertemuan akhir ini dapat menghasilkan solusi yang terbaik. Sebab, kebutuhan Ibukota terhadap transportasi massal sekelas MRT sudah mendesak.
"Kami akan bicarakan. Ini persoalan bagaimana subsidi itu bisa diberikan per tiketnya, agar tidak membebankan masyarakat dan tidak membebani DKI. Ini perlu kita lihat bagaimana struktur yang pas," ujarnya.
Berdasarkan kajian harga, tiket MRT yang tidak menggunakan subsidi mencapai Rp38 ribu per orang. Perhitungan ini jika menggunakan skema pembiayaan dengan komposisi 42 persen ditanggung pemerintah pusat dan 58 persen pemerintah daerah.
MRT yang berbasis rel rencananya akan membentang sekitar 110,3 kilometer , yang terdiri dari Koridor Selatan – Utara (Koridor Lebak Bulus - Kampung Bandan) sepanjang 23,3 kilometer dan Koridor Timur – Barat sepanjang 87 kilometer.
Pembangunan Koridor Selatan-Utara dari Lebak Bulus – Kampung Bandan dilakukan dalam 2 tahap, yakni Tahap I yang akan dibangun terlebih dahulu menghubungkan Lebak Bulus sampai dengan Bundaran HI sepanjang 15,2 kilometer dengan 13 stasiun (7 stasiun layang dan 6 stasiun bawah tanah) ditargetkan mulai beroperasi pada akhir 2016.
Tahap II akan melanjutkan jalur Selatan-Utara dari Bundaran HI ke Kampung Bandan sepanjang 8,1 kilometer yang akan mulai dibangun sebelum tahap I beroperasi dan ditargetkan beroperasi 2018, dipercepat dari target awal 2020. Untuk tahap ini studi kelayakannya sudah selesai.
Sementara itu, Koridor Barat-Timur saat ini sedang dalam tahap pre-feasibility study. Koridor ini ditargetkan paling lambat beroperasi pada 2024- 2027.