Keluarga Korban BMW Maut Temukan Keganjilan

Ilustrasi kecelakaan mobil
Sumber :

VIVAnews - Keluarga Harun (57 tahun), korban tewas dalam kecelakaan maut di KM 3+500 Tol Jagorawi Selasa 1 Januari 2013, pagi tadi, merasa ada keganjilan.

Ifan (37), salah seorang menantu Harun yang mengurus jenazah korban di Rumah Sakit Bhayangkara Tingkat I Raden Said Sukanto, Kramat Jati, Jakarta Timur, menuturkan, mulanya pihak keluarga tak mengetahui soal kecelakaan itu.

Informasi mengenai tewasnya Harun disampaikan oleh seorang petugas berseragam yang mengaku dari Polda Metro Jaya. Petugas itu, menurut Ifan, langsung mendatangi rumah Harun di Jalan Semangka I No. 99, Cibodas Sari, Tangerang. Kedatangan seorang tak dikenal pada pagi hari itu sempat dicurigai oleh keluarga.

"Untuk meyakinkan saya, dia menelepon seseorang, mungkin pimpinannya. Katanya dari Polda Metro Jaya, dia minta keluarga untuk datang langsung ke RS Polri," kata Ifan.

Sesampainya di rumah sakit sekitar pukul 16.00 WIB, pihak keluarga didatangi oleh beberapa anggota kepolisian berbaju bebas. Mereka meminta keluarga untuk segera membawa korban secepatnya.

"Kami disuruh bawa korban cepat-cepat supaya urusannya cepat selesai. Semua biaya ditanggung pihak penabrak yang katanya sudah mau damai. Di rumah saya juga sudah banyak (polisi)," ungkap Ifan.

Tak hanya itu, keganjilan berikutnya yang ditemui pihak keluarga ketika mendengar desas-desus yang menyebut pengemudi BMW X5 yang menabrak Daihatsu Luxio yang ditumpangi oleh Harun merupakan anak seorang pejabat.
Namun pihak kepolisian seolah bungkam saat ditanya kebenaran itu. Polisi juga tidak menceritakan kronologi kecelakaan yang terjadi sekitar pukul 05.45 WIB itu kepada keluarga.

Yoon Bomi Apink Pacaran dengan Produser Rado Selama 7 Tahun

"Sampai sekarang saya menunggu penjelasan soal kronologinya. Ada yang aneh saja. Mereka nggak bilang secara jelas kronologinya," katanya.

Selain keluarga Harun, hal ganjil lain dialami oleh keluarga Raihan (14 bulan). Anak bungsu pasangan Eman (37) dan Enung (30) ini menjadi korban tewas lainnya dalam peristiwa itu.

Mulanya, Eman, sang ayah yang sudah berada di RS Polri ingin berbagi kisah sedihnya kepada wartawan. Namun, menjelang siang, ayah tiga anak itu ditarik oleh dua orang berbadan tegap dan mengajaknya berbincang secara tertutup di sebuah rumah makan dekat RS Polri.

Entah apa yang dibicarakan. Namun, Eman yang semula ingin bercerita, mendadak bungkam. Beberapa pertanyaan wartawan selanjutnya, tak digubris Eman.

Belum jelas identitas kedua pria itu. Namun, salah satu dari mereka yang mengenakan baju bergaris abu-abu dan celana loreng tampak sibuk bolak-balik mengurus para korban di ruang piket forensik. "Mau mengambil jenazah M Raihan," kata pria itu kepada petugas kamar jenazah.

Karena tak dapat menunjukkan pernyataan tolak autopsi dan surat pengambilan jenazah dari pihak keluarga, permintaan pria itu ditolak petugas.

"Kami tak bisa keluarkan karena kami harus sesuai prosedur yang ada. Harus ada surat yang mewakili keluarga untuk menolak autopsi," kata petugas forensik.

Jenazah Raihan akhirnya dibawa oleh pihak keluarga sekitar pukul 19.00 WIB menggunakan mobil ambulans berpelat nomor B 2895 BI. Sementara jenazah Harun dibawa pulang sekitar pukul 20.00 WIB. (umi)

Rektor Universitas Mercu Buana, Prof. Dr. Andi Adriansyah, M. Eng

Prodi Teknik Sipil dan Elektro UMB Raih Akreditasi Unggul

Pencapaian program studi Teknik Sipil dan Elektro tersebut, semakin memantapkan posisi Fakultas Teknik Universitas Mercu Buana sebagai salah satu fakultas teknik terbaik.

img_title
VIVA.co.id
23 April 2024